Calon Presiden Prancis Temui Putin di Rusia
- Reuters
VIVA.co.id – Presiden Rusia Vladimir Putin ‘hadir’ di tengah-tengah pemilihan presiden Perancis. Pada hari Jumat, 24 Maret 2017, ia bertemu dengan calon presiden wanita pertama Prancis Marine Le Pen di Kremlin.
Para analis berpikir skeptis tentang kemampuan Rusia untuk mempengaruhi hasil suara pemilu Prancis. Mereka menduga, merangkul Le Pen merupakan upaya Rusia untuk menjangkau kekuatan nasionalis dan anti-globalis dalam membangun pengaruhnya di Barat. Pertemuan keduanya juga dianggap membantu mengatasi ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Selama pertemuan dengan pemimpin Front Nasional tersebut, Presiden Putin menegaskan Rusia tidak berniat ikut campur dalam pemilu Prancis 23 April mendatang. Ia ingin melakukan dialog dengan berbagai politisi. "Saya salut dengan beliau (Le Pen) karena dia mampu mewakili perkembangan cepat spektrum kekuatan politik Eropa," ujar Putin, seperti dikutip melalui USA Today, Senin 27 Maret 2017.
Platform anti-imigrasi dan anti-Uni Eropa Le Pen menarik perhatian Kremlin.Ini dianggap sebagai pertanda ada yang membela nilai-nilai nasional konservatif terhadap globalisasi Barat. Le Pen juga menyerukan hubungan keamanan yang kuat dengan Moskow.
Peningkatan keamanan kedua negara yang dimaksud seperti kerja sama memerangi kelompok Islam radikal, janji untuk mencabut sanksi Uni Eropa di Moskow atas pencaplokan Krimea, di Peninsula tahu 2014 dan pengakuan Krimea sebagai bagian dari Rusia. Semua ini akan dilakukan Le Pen jika ia terpilih sebagai presiden Prancis periode lima tahun ke depan.
"Saya telah lama menantikan percakapan Rusia dan Prancis untuk mengembalikan budaya masing-masing negara, hubungan ekonomi dan strategis. Terutama sekarang, ketika kita menghadapi ancaman teror serius," kata Le Pen, yang juga seorang anggota parlemen Eropa sejak tahun 2004, kepada Putin.
Pendekatan ramah Rusia atas unsur geopolitik mengalir dalam keluarga Le Pen. Jean-Marie Le Pen, pendiri Front Nasional, adalah ayah Marie Le Pen dan kakek dari Marion Maréchal-Le Pen, politikus wanita Prancis. Mereka kerap membuat banyak kunjungan ke Moskow selama bertahun-tahun. Le Pen sendiri telah berulang kali mengunjungi Rusia. Partainya pernah meminjam € 9.000.000 pada tahun 2014 dari bank First Czech Russian, tetapi lisensi bank kemudian dicabut.
"Itu tidak betul bahwa bank-bank Rusia bisa menawarkan Le Pen lebih banyak pinjaman untuk membantu mendanai kampanyenya" ujar juru bicara Presiden Putin, Dmitry Peskov.