Disebut Hina Agama, Band Punk Minta Maaf

Ilustrasi konser band Punk.
Sumber :
  • Malaysia Kini

VIVA.co.id – Sebuah band punk terkenal asal Myanmar, Rebel Riot, menyatakan permintaan maafnya kepada umat tiga agama, baik di Myanmar dan Asia Tenggara, karena memperlihatkan foto yang disebut menghina agama.

Kemlu: WNI yang Disekap di Myanmar Berada di Wilayah Konflik Bersenjata

Band punk ini memposting foto tiga anggotanya di Facebook yang berpenampilan seperti Buddha, Yesus Kristus, dan Dewa Siwa.

Foto-foto yang diambil untuk majalah fesyen selama kunjungannya ke Bangkok, Thailand, ini, sontak membuat marah sejumlah pengguna media sosial, di mana sebagian besar umat Buddha, dan menuduh Rebel Riot sengaja menghina agama.

Beredar Video Puluhan WNI Disekap di Myanmar, Diduga Jadi Korban TPPO

Seorang anggota Ma Ba Tha - kelompok ultranasionalis Buddha - mengancam akan menuntut band punk tersebut, dengan hukuman dua tahun penjara dan denda.

Vokalis Rebel Riot, Kyaw Kyaw, seperti dikutip situs Anadolu Agency, Jumat, 24 Maret 2017, mengatakan meminta maaf kepada seluruh bhikkhu senior Ma Ba Tha di Yangon, Myanmar, pada Kamis kemarin.

Pemuda Jaksel Disekap Hingga Disiksa di Myanmar, Dimintai Tebusan Kalau Mau Bebas

"Kami menjelaskan kepada mereka bahwa kami tidak punya niat untuk menghina agama. Hanya untuk membuat pertunjukan kerukunan beragama atau koeksistensi perdamaian," kata Kyaw.

Rebel Riot kemudian langsung menghapus semua postingan foto tersebut, lalu diganti dengan surat permintaan maaf di halaman Facebook mereka.

Tiga tahun lalu, band ini meluncurkan album dengan merek mereka sendiri bernama Food Not Bombs - gerakan relawan di seluruh dunia untuk menyediakan makanan bagi mereka dalam kemiskinan - di Yangon.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengikuti Pertemuan Menlu ASEAN dengan Perwakilan Komite HAM Antarpemerintah ASEAN (AICHR) di Vientiane, Laos, Rabu, 24 Juli 2024.

Menlu Retno Sebut Situasi Politik Tak Stabil di Myanmar Picu Aktivitas Kriminal Lintas Negara

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan krisis di Myanmar yang mengganggu stabilitas negara tersebut menyebabkan banyaknya aktivitas kriminal lintas batas.

img_title
VIVA.co.id
10 Oktober 2024