Abu Izzadeen Bukan Pelaku Teror di London
- REUTERS/Stefan Wermuth
VIVA.co.id – Saudara dari terduga penyerang di Jembatan Westminster, Inggris, bernama Trevor Brooks alias Abu Izzadeen, menyangkal kalau saudaranya terlibat aksi teror.
Mengutip situs Independent, Kamis, 23 Maret 2017, penyangkalan tersebut lantaran Izzadeen masih di dalam penjara saat kejadian. Saudara Izzadeen, yang identitasnya tidak disebutkan ini, diundang oleh Channel 4 News untuk mempertegas ketidakterlibatan saudaranya itu.
Izzadeen lahir di Hackney, London Timur, dan resmi memeluk Islam pada 1990, sebelum ia akil balig atau berusia 18 tahun. Tiga tahun kemudian, ia mengubah namanya menjadi Omar, namun akhirnya memutuskan memilih Abu Izzadeen.
Menurut saudaranya ini, Izzadeen memeluk Islam jauh sebelum tragedi teror terjadi. Sebelumnya, Koresponden Senior Channel 4, Simon Israel, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa nama penyerang di Jembatan Westminster diyakini Abu Izzadeen, sebelumnya dikenal sebagai Trevor Brooks.
Statement from Channel 4 News: pic.twitter.com/MMo1sFu3Mh
— Channel 4 News (@Channel4News) March 22, 2017
Namun, pernyataan Israel buru-buru dibantah Redaktur Berita Channel 4, Ben De Pear, melalui akun Twitter-nya. "Malam ini kami membuat kesalahan dalam penyebutan nama tersangka dalam serangan dekat Parlemen Inggris," ungkapnya.
Sementara itu, Israel juga mengungkapkan permintaan maafnya. "Saya membuat kesalahan. Abu Izzadeen ternyata di penjara dan bukanlah tersangka," papar dia.
Pelaku aksi teror dekat Gedung Parlemen di London, Rabu kemarin, dipastikan adalah warga negara Inggris. Kepastian identitas pelaku disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Inggris, Theresa May.
Menurutnya, pelaku telah diinvestigasi oleh agen intelijen Inggris M15 selama beberapa waktu dengan dugaan melakukan kegiatan kekerasan dan ekstremisme. Di hadapan para anggota parlemen, May menegaskan pelaku sudah dikenali oleh polisi dan pihak keamanan.
The source I trusted, but ultimately I made a mistake. This time I got it wrong. Abu Izzadeen is in prison.
— simon israel (@simonisrael) March 22, 2017