Puluhan Ribu Etnis Rohingya Mengungsi ke China
- REUTERS/Soe Zeya Tun
VIVA.co.id – Lebih dari 20 ribu etnis Rohingya di Myanmar Utara melarikan diri ke negara tetangga China dalam beberapa bulan terakhir. Mereka mencari perlindungan dari perpecahan antara kelompok etnis dan militer Myanmar.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan pengungsi Myanmar ini telah ditawarkan bantuan kemanusiaan oleh pemerintah setempat untuk menghindari perang sementara waktu.
Dilansir Aljazeera, Jumat, 10 Maret 2017, bentrokan terbaru terjadi di wilayah Shan, sebuah negara bagian timur laut yang telah berulang kali terlibat pertempuran antara militer dan etnis minoritas sejak November 2016.
Hal ini tentu mengabaikan tawaran perdamaian yang diajukan pemerintah. Kekerasan ini juga mengancam tujuan dari pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk mencapai perdamaian dengan minoritas.
Sebelumnya, pada Senin, 6 Februari lalu, setidaknya 30 orang tewas dalam serangan oleh etnis China di Laukkai, ibu kota Provinsi Kokang, sekitar 800 kilometer timur laut dari pusat kota Yangon.
Pejuang dari Aliansi Tentara Nasional Demokrat Myanmar (MNDAA) juga meluncurkan serangan kepada polisi, militer dan situs pemerintah. "China mendukung proses perdamaian Myanmar dan berharap semua pihak dapat menggunakan cara-cara damai untuk menyelesaikan perdamaian melalui dialog dan konsultasi," kata Geng.
Selain bergulat dengan aliansi kelompok-kelompok etnis di barat laut, pemerintah Suu Kyi juga mengalami tantangan dari pemberontakan Muslim Rohingya yang mengalami penindasan selama puluhan tahun.