Kemlu: Pembahasan KTT IORA Melebar ke Politik
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA.co.id – Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Desra Percaya, menyampaikan, pertemuan tingkat menteri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean Rim Association (IORA) akan dilakukan pada Senin 6 Maret 2017. Dalam pertemuan itu, ia mengatakan, rencana aksi akan disepakati.
Rencana aksi, kata Desra, berisikan langkah-langkah konkret yang akan dilakukan oleh anggota-anggota IORA dalam empat tahun mendatang. Misalnya saja, berkaitan dengan masalah keamanan dan keselamatan maritim, mengenai Woman Economy Empowerment, kebudayaan, dan lainnya.
"Pada pertemuan ini, akan disepakati Declaration on Preventing and Countering Terrorism and Violence Extremism. Jadi intinya, pada pertemuan tingkat menteri, akan dibahas dua poin tadi. rencana aksi dan deklarasi," papar Deara, Kamis 2 Maret 2017, di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat.
Desra mengonfirmasi sebanyak 21 negara akan menghadiri KTT IORA di Jakarta. Sementara itu, sejumlah 16 tamu VVIP ditegaskan akan hadir di pertemuan tersebut. Mereka terdiri atas lima presiden, empat wakil presiden, empat perdana menteri, dan tiga wakil perdana menteri.
Meski fokus KTT IORA, yang lahir pada 1997, menyoal ekonomi, tetapi tahun ini Indonesia dinilai telah berhasil membawa IORA ke tingkat yang lebih tinggi. Sebagai tuan rumah dan ketua, Indonesia tak hanya membawa isu ekonomi, namun juga hukum internasional, khususnya UNCLOS 1982.
Tahun ini pula, Indonesia menjadi penginisiasi untuk membawa KTT IORA ke tingkat kepala negara, setelah sebelumnya pertemuan dilakukan pada tingkatan menteri. Selain masalah ekonomi, pemberantasan teroris dunia dan Economic Empowerment of Women juga akan disinggung Indonesia.
"Tema IORA yaitu Strengthening Maritime Cooperation for A Peaceful, Stable And Prosperous Indian Ocean. Jadi visi Indonesia adalah perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Samudra Hindia. Tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga politik," tutur Desra. (art)