Korut Diduga Jual Zat Kimia Pembunuh Jong-nam ke Teroris
- REUTERS/Edgar Su
VIVA.co.id – Kematian Kim Jong-nam akibat keracunan zat kimia jenis VX di Malaysia pada Senin, 13 Februari 2017, menimbulkan kekhawatiran lain. Sebab, demi mendapatkan pasokan dana, Korea Utara diduga mulai menjual salah satu senjata kimia tersebut ke kelompok teroris global seperti Al-Qaeda.
Diplomat senior Amerika Serikat, James Phillip Rubin, mengungkapkan, penggunaan VX adalah bukti kuat bahwa Korea Utara berada di balik pembunuhan kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un tersebut. Namun, Korea Utara adalah negara yang tidak termasuk dalam penandatanganan konvensi tersebut.
"Proliferasi senjata kimia VX ke tangan teroris kini menjadi ancaman besar. Pengiriman VX dari Korea Utara ke Malaysia adalah pelanggaran hukum internasional, meski mereka tidak menandatangani konvensi," kata Jamie, sapaan akrab Rubin, seperti dilansir The Star, Kamis, 2 Maret 2017.
Sedikit informasi, VX adalah zat kimia yang terdaftar sebagai senjata pemusnah massal oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan penggunaannya telah resmi dilarang di bawah pengawasan Konvensi Senjata Kimia yang telah ditandatangani oleh 180 negara.
Politisi Partai Demokrat ini juga mencatat bahwa penangguhan impor batu bara China dari Korea Utara, juga menjadi penyebab Pyongyang telah kehilangan salah satu sumber pemasukan negara. Sementara itu, di sisi lain, Al-Qaeda dan kelompok teroris lainnya berupaya keras untuk mendapatkan senjata pemusnah massal.
"Hal ini tentu sangat menakutkan ketika kelompok teroris memanfaatkan senjata pemusnah massal untuk melakukan aksinya," kata Jamie.
Meski tak ada bukti niat Pyongyang untuk meningkatkan potensi senjata kimia, ia mengatakan bahwa teknologi rudal canggih Pyongyang telah membantu untuk memungkinkan Suriah membangun reaktor nuklir. Reaktor tersebut akhirnya dihancurkan Israel beberapa tahun lalu.