Korea Utara Memata-matai Warganya dari Ponsel
- KCNA/Handout via Reuters
VIVA.co.id – Korea Utara boleh saja terisolasi. Namun, bukan berarti negeri penganut komunis itu tidak bisa memakai alat komunikasi canggih.
Berdasarkan laporan Compromising Connectivity, seperti dikutip situs Reuters, Kamis, 2 Maret 2017, Korea Utara diketahui sedang mengembangkan teknologi canggih untuk memata-matai warganya secara digital.
Teknologi ini dikembangkan oleh dua perusahaan bernama Red Star OS dan Koryolink. Keduanya mampu menyadap pembicaraan warganya yang menggunakan perangkat ponsel (mobile) atau sejenisnya, maupun yang sedang mengakses internet.
Red Star OS merupakan sistem operasi berbasis Linux buatan Korea Utara. Pengembangan sistem operasi ini dimulai pada 2002. Sedangkan, Koryolink adalah satu-satunya operator mobile 3G di negeri Kim Jong-un.
Perusahaan patungan antara VimpelCom, Ltd (milik Rusia) dan Korea Post and Telecommunications Corporation itu berdiri pada 2008. Laporan organisasi yang didanai pemerintah Amerika Serikat itu juga menyebutkan, meningkatnya penggunaan ponsel dan akses internet di Korea Utara sangat memungkinkan disadap oleh rezim Pyongyang.
"Dengan memberikan warganya mengakses teknologi seperti ponsel dan tablet, maka pemerintah secara otomatis bisa menyensor konten yang dilarang serta mengamati segala kegiatan warganya pada perangkat mereka dari jarak jauh," kata Nat Kretchun dari Compromising Connectivity.
Selain itu, Kretchun mengungkapkan, otoritas Korea Utara telah menemukan cara cerdik untuk mengubah teknologi baru yang dipakai warganya sendiri dengan cara mengadopsi teknologi itu sendiri. Salah satunya berita yang berhasil di sensor adalah soal kematian Kim Jong-nam di Malaysia.
"Kasus pembunuhan kakak tiri Kim Jong-un di Malaysia berhasil 'dijaga' oleh pemerintah Korea Utara. Meskipun warganya mengikuti perkembangan kasus ini melalui internet," ungkap dia. Seperti diketahui, akses informasi dari luar negeri memang dikontrol ketat di Korea Utara.
Meski begitu, warga tidak serta-merta menyerah. Mereka kerap bertukar file melalui bluetooth yang dibawa dari USB. Mayoritas dari mereka penasaran dengan acara televisi dari Korea Selatan maupun film-film Hollywood dari AS.
Oleh karena itu, Korea Utara telah meluncurkan software update yang wajib dipasang di seluruh perangkat ponsel. Ketika diaktifkan maka software itu secara otomatis mencari dan menghapus file yang dianggap ilegal.