Kelompok ISIS Diperkirakan Segera Bangkrut
- REUTERS/Stringer/Corbis
VIVA.co.id – Model bisnis kelompok Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS) mengalami kegagalan. Kelompok teroris itu diperkirakan segera runtuh secara finansial.
Demikian menurut analisis terperinci mengenai keuangan ISIS oleh International Center for the Study of Radicalization, seperti dikutip situs Voa, Rabu 1 Maret 2017.
Pusat studi yang membahas radikalisasi yang berbasis di London, Inggris, itu menyebut ISIS sering disebut sebagai organisasi teroris terkaya yang pernah ada di dunia. "Namun sayang, julukan itu kini tidak lagi tepat," kata Profesor Peter Neumann, salah satu peneliti ICSR.
"ISIS bukan saja organisasi teroris, tetapi ingin berperan sebagai sebuah negara atau dikenal sebagai 'quasi state', yang berarti memiliki wilayah, penduduk dan sebagian besar pendapatannya berasal dari wilayah tersebut. ISIS mengenakan pajak pada penduduk, mengambil minyaknya, menjarah dan menyita properti yang ditinggalkan warga yang melarikan diri," ulas Neumann.
Pasukan Irak yang didukung Amerika Serikat telah menguasai wilayah di bagian timur Mosul dan diperkirakan akan mengusir ISIS keluar dari wilayah di bagian barat kota itu dalam beberapa minggu mendatang.
“Jika ISIS kehilangan kendali di Mosul – yang merupakan ibu kota komersil mereka - pendapatannya dari pajak di wilayah itu juga akan hilang. Itulah sebabnya kami menyimpulkan bahwa model bisnis ISIS itu akan gagal, hancur, tidak lagi bisa menopang kelompok itu," ujarnya.
Neumann juga mengatakan bahwa karena pendapatan ISIS pada hakikatnya terkait dengan wilayah yang dikontrolnya, kelompok itu kini melemah. "Saya memperkirakan wilayah ISIS akan menyusut. ISIS akan kembali pada apa yang biasa mereka lakukan sebelumnya, yaitu terlibat dalam penyelundupan dan pemerasan," paparnya.
Koalisi Global, sebuah perkumpulan 68 negara yang memerangi ISIS, mengatakan kelompok itu telah kehilangan 62 persen wilayah yang dikuasai pada masa jayanya sekitar pertengahan 2014 di Irak dan 30 persen di Suriah.
Namun demikian, penelitian dan analisis yang akurat masih sulit diakui karena ISIS beroperasi sebagian besar di pasar gelap dan tidak banyak ditemukan jejak di atas kertas.
Bukti-bukti dari sumber terbuka yang ada menunjukkan pendapatan tahunan kelompok itu anjlok lebih dari setengahnya, dari US$1,9 miliar pada 2014 menjadi hanya US$870 juta di 2016. (ren)