Bangun 'Kerajaan' Militer, Trump Pangkas Anggaran Deplu AS

Presiden AS Donald John Trump.
Sumber :
  • REUTERS/David Becker/Files

VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald John Trump, akan memangkas anggaran Departemen Luar Negeri sebesar 30 persen. Dana hasil pangkasan ini dialihkan untuk memperkuat anggaran pertahanan.

Kisah Pilu Amanda Tentara Cantik Dibunuh saat Hamil, Pelaku Ditangkap Setelah 23 Tahun

Mengutip situs Reuters, Selasa, 28 Februari 2017, Gedung Putih sudah mengirimkan proposal anggaran departemen dan nondepartemen federal ke Kongres AS, pada Senin, 27 Februari kemarin. Selain Deplu, Badan Perlindungan Lingkungan dan program nonpertahanan lainnya, juga ikut terimbas pemotongan anggaran.

Salah satu pejabat di Gedung Putih mengatakan, Trump memang ingin memperkuat Pentagon --sebutan bagi Departemen Pertahanan AS-- untuk lebih banyak memproduksi kapal dan pesawat militer untuk memperkuat kehadirannya di perairan internasional, seperti Selat Hormuz dan Laut China Selatan.

Mengerikan, Muncul Lagi Setelah 21 Tahun Pembom Siluman B-2 Spirit Amerika Bombardir Yaman

Akibat pemotongan anggaran tersebut, Deplu terpaksa merestrukturisasi beberapa sub-departemen dan penghapusan program. Pejabat yang minta untuk tidak dibuka identitasnya ini mengatakan proposal anggaran tidak akan diungkapkan ke publik.

Sementara itu, Staf Ahli Presiden Bidang Manajemen Anggaran di Gedung Putih, John Czwartacki, mengatakan cetak biru anggaran (budget blueprint) akan dirilis pada pertengahan Maret 2017.

Pangkalan Perang Amerika Dibombardir Rudal Misterius

"Ini terlalu dini bagi kita untuk komentar, atau siapa pun untuk melaporkan, terhadap spesifikasi anggaran sebelum publikasi," katanya. Untuk disetujui Kongres AS, proposal anggaran yang diajukan pemerintah harus melalui proses panjang.

Sebelumnya, pada November 2016, Trump berjanji akan membangun “kerajaan” militer dengan meningkatkan anggaran pertahanan dari US$596 miliar (hampir Rp8 ribu triliun) pada 2016, menjadi US$1 triliun (sekitar Rp13 ribu triliun).

Langkah ini tidak dilakukan pemerintahan Presiden Barack Obama selama delapan tahun lantaran terimbas krisis 2008. Padahal, belanja militer Negeri Paman Sam tahun ini sama dengan belanja militer gabungan dari tujuh negara, termasuk tiga di antaranya yang menguntit AS, yakni China, Arab Saudi dan Rusia.

Komite Pertahanan untuk Anggaran Federal memprediksi bahwa Departemen Pertahanan AS (Pentagon) akan menerima anggaran belanja tambahan sebesar US$150 miliar (nyaris Rp2 ribu triliun). (one)

VIVA Militer: Rudal balistik milisi Houthi Yaman

Jenderal Yahya Saree: Rudal Houthi Hantam Kapal Induk Nuklir Amerika

Operasi berlangsung selama delapan jam.

img_title
VIVA.co.id
13 November 2024