Warga Jerman Tewas Dipenggal Kelompok Abu Sayyaf
- VIVA.co.id/news.siteintelgroup.com
VIVA.co.id – Seorang sandera bernama Jurgen Kantner (70 tahun) berkewarganegaraan Jerman tewas dipenggal lehernya oleh kelompok bandit Abu Sayyaf.
Mengutip situs Russia Today, Selasa, 28 Februari 2017, dalam tayangan video yang di-posting online kelompok pemantau terorisme, SITE, Kantner berada di tengah hutan dengan tangan terikat ke belakang.
Terlihat di belakang Kantner dua orang anggota Abu Sayyaf dengan wajah tertutup. Satu memegang senjata laras panjang, satunya lagi memegang pisau seperti celurit. Ia lalu bicara dengan terbata-bata dan menyebut kalau Abu Sayyaf akan segera membunuhnya.
"Sekarang dia akan membunuhku," katanya, sesaat sebelum nyawanya berakhir di ujung pisau.
Ia dieksekusi pada Minggu, 26 Februari kemarin. Kantner ditahan oleh kelompok yang setia kepada Muammar Askali alias Abu Rami, seorang komandan Abu Sayyaf.
Kelompok militan yang mendiami hutan Filipina Selatan ini meminta uang tebusan sebesar 30 juta peso (US$500 ribu/Rp6,68 miliar). Namun, hal itu tidak ditanggapi oleh pemerintah Jerman maupun Filipina. Kantner telah diculik hampir dua bulan lamanya bersama istrinya, Sabine Merz, saat berlayar melalui perairan Filipina dengan kapal pesiar.
Nahas, perairan yang mereka lalui merupakan daerah yang dikontrol oleh Abu Sayyaf. Merz dilaporkan tewas di tempat akibat tembakan ketika dia mencoba melawan. Penasihat Presiden untuk Perdamaian Filipina, Jesus Dureza, memberi pernyataan mengutuk eksekusi tersebut.
2) Video beheading of German national Jurgen Kantner, published one day after Feb 26 deadline for 30 mil peso ransom pic.twitter.com/NmhsbjaIwc
— Rita Katz (@Rita_Katz) February 27, 2017
"Kami berduka karena kami sangat mengutuk pemenggalan barbar lagi korban penculikan," katanya. "Terorisme tidak memiliki tempat di negara seperti kita. Harus ada yang menghentikan aksi pembunuhan orang yang tidak bersalah dan tak berdaya ini."
Saat ini, Abu Sayyaf diyakini masih menyandera 26 orang lainnya --13 warga Vietnam, sedangkan 13 lainnya terdiri dari tujuh dari Filipina, dua orang masing--masing dari Indonesia dan Malaysia, serta satu orang masing-masing dari Belanda dan Jepang.
Komando Militer Mindanao Barat Filipina (Westmincom), yang bertugas menumpas Abu Sayyaf, menegaskan komitmennya untuk menindak para pemberontak.
"Pasukan kami terus melakukan operasi militer terfokus untuk menyelamatkan para sandera yang tersisa. Kami menyerukan rakyat Sulu dan Tawi-Tawi untuk bekerja sama menghentikan aksi biadab Abu Sayyaf," ujar Komandan Westmincom, Mayor Jenderal Carlito Galvez.
Sementara itu, berbicara dari Jenewa, Swiss, Menteri Luar Negeri Filipina, Perfecto Yasay, mengatakan, pihaknya kini sedang mencari bantuan negara asing untuk mencari sisa sandera. (one)