Guru Muslim Asal Inggris Ditolak Masuk AS
- REUTERS/Trish Badger/Files
VIVA.co.id – Seorang guru matematika asal Inggris, Juhel Miah (25), ditolak masuk Amerika Serikat. Miah ditolak karena beragama Islam.
Menurut The Guardian, Selasa 21 Februari 2017, guru yang beragama Islam ini sedang melakukan study tour ke New York bersama rombongan dari Wales selatan. Miah, murid-murid, dan para guru lain terkejut ketika pesawat mereka mendarat di Reykjavik, Islandia, pada hari Kamis, 16 Februari 2017. Pendaratan ini bukan karena Islandia menjadi salah satu negara tujuan study tour, namun karena Miah diusir dari pesawat.
Perjalanan tetap dilanjutkan seperti yang direncanakan. Meski demikian para murid dan rekan Miah dari Llangatwg, Aberdulais, masih sangat terkejut dan tertekan setelah guru berperawakan Timur Tengah ini dikawal keluar pesawat oleh petugas keamanan bandara. Padahal, Miah memiliki dokumen visa yang sah. Miah yang berasal dari Swansea mengatakan dirinya tidak bisa makan dan tidur selama dua hari. Hal ini disebabkan karena ia mendapat perlakuan seperti kriminal dan khawatir dengan apa yang menimpanya.
"Orang-orang memandangiku. Ketika itu, para siswa dan guru lain terlihat bingung sewaktu aku mengemasi bagasiku. Aku masih belum percaya hal ini terjadi. Aku dikawal keluar, membuatku merasa seperti tahanan. Aku tak dapat berbicara sepatah katapun," ungkap Miah.
"Kami pergi ke bandara dan melakukan check-in seperti biasanya. Petugas memeriksa pasporku dan tiba-tiba mengatakan aku harus melakukan pemeriksaan keamanan acak. Dia membawaku ke sebuah ruangan. Aku berdiri, melepas sepatu dan jaketku. Aku diperiksa di bagian kaki, tangan, tas, pakaian, dan hoodie milikku. Aku dinyatakan clear dan diizinkan pergi. Namun beberapa saat, lima atau enam petugas keamanan yang tadi berada di ruangan, dua orang mencariku dan menangkapku," katanya menambahkan.
Pengacara Miah, anggota dewan Neath Port Talbot menulis surat kepada Kedutaan Besar AS di London. Ia menuntut penjelasan dan masalah yang sedang diambil oleh politisi Wales ini. Juru bicara Majelis mengatakan tindakan yang diberlakukan terhadap Miah digambarkan sebagai diskriminasi. Majelis menambahkan guru itu adalah warga negara Inggris dan tidak memiliki kewarganegaraan ganda.
"Juhel Miah sedang melakukan study tour dengan rombongan dari Llangat. Awalnya mereka ke Islandia, dilanjutkan ke New York pekan lalu. Miah naik penerbangan selanjutnya di Reykjavik pada 16 Februari dengan dikawal petugas keamanan bandara. Sementara study tour tetap berjalan seperti yang direncanakan. Pengusiran Miah dari pesawat membuat para murid dan rekannya takut," paparnya.
"Pemerintah daerah memahami Miah tidak diizinkan oleh pihak berwenang Amerika Serikat untuk terbang ke New York. Padahal ia mengantongi dokumen visa perjalanan yang sah. Miah adalah guru yang populer dan dihormati di sekolah komprehensif Llangatwg. Dia adalah seorang Muslim asal Wales. Kami menuntut penjelasan terhadap kasus ini. Kami juga telah menyinggungnya pada MP lokal kami," kata juru bicara ini.
Menurut Majelis tidak ada alasan jelas penolakan Miah untuk masuk ke AS, baik dari pihak bandara Islandia atau dari Kedutaan AS di Reykjavik. Miah dikabarkan telah berusaha untuk mengunjungi Kedubes AS di Islandia, tapi lagi-lagi ia ditolak masuk gedung. "Kami telah dikonfirmasi oleh pemerintah AS bahwa pemegang paspor Inggris (terlepas dari negara kelahiran atau apakah mereka memegang paspor/kewarganegaraan lain) tidak terpengaruh oleh perintah eksekutif," ujar Neath Port Talbot.
Sementara itu, pihak Kedubes AS di London belum menanggapi insiden ini. (ren)