Harusnya PM Australia yang Datang dan Minta Maaf ke RI
- REUTERS/David Gray
VIVA.co.id – Pengamat hubungan internasional, Arry Bainus, menyayangkan pejabat militer Australia yang datang ke Jakarta hanya seorang Kepala Staf Angkatan Darat, Angus Campbell.
Ia menekankan, seharusnya Perdana Menteri Malcolm Turnbull, Menteri Pertahanan Marise Payne, serta Panglima Angkatan Bersenjata Australia Mark Donald Binskin, turut datang dan meminta maaf langsung ke seluruh rakyat Indonesia.
Kedatangan Campbell ke Jakarta pada Rabu, 8 Februari besok ini akan membahas temuan investigasi oleh Departemen Pertahanan Australia soal pelecehan terhadap lambang negara Garuda Pancasila dalam materi pelatihan yang menyebabkan pembekuan kerja sama pertahanan kedua negara.
"Jangan hanya sekadar kepala staf, perdana menteri sampai menteri pertahanannya harus datang. Karena ini menyangkut penghinaan terhadap lambang negara kita, simbol negara kita, yang sangat tidak pantas," ujar Arry kepada VIVA.co.id, Selasa, 7 Februari 2017.
Selain itu, ia mengungkapkan, perilaku 'kurang bisa dikendalikan' prajurit Australia yang mengubah Pancasila menjadi Pancagila, lantaran negeri itu menganut sistem demokrasi liberal. Arry pun menyebut dua kemungkinan mengapa terjadi insiden ini.
"Pertama, karena Australia menganut demokrasi liberal. Kedua, ada unsur kesengajaan yang tujuannya 'menyentil' Indonesia. Inilah yang harus diinvestigasi sampai tuntas," ungkapnya. Bukan kali ini saja Australia 'menyenggol' Indonesia.
Berdasarkan data yang dikelola VIVA.co.id, sejumlah rekam jejak dicatat, antara lain, yaitu pembebasan Irian Barat (sekarang Papua), konfrontasi Malaysia, integrasi dan kemerdekaan Timor Timur (sekarang Timor Leste), pencari suaka Papua, insiden Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, dan penyadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.