Proyek Pesawat Tempur RI-Korsel Tunggu Lisensi AS
- http://www.deviantart.ne
VIVA.co.id – Salah satu hal penting yang dibahas dalam dialog strategis Indonesia dan Korea Selatan adalah bidang pertahanan. Dalam diskusi "Pertemuan Pertama High-Working Level Strategic Dialogue" antara Indonesia dan Korea Selatan di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri RI, Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman Mohammad Fachir menjelaskan proyek pesawat tempur bersama antara Indonesia dan Korea Selatan.
"Secara khusus, semisal, dalam kerja sama pertahanan difokuskan pada dua hal. Pertama, untuk kapal selam yang diproduksi di Korsel tetapi perakitannya di sini (Indonesia). Mudah-mudahan prosesnya cepat. Jika prosedurnya tepat, sesegera mungkin akan dirakit di Surabaya," ujar Wamenlu Fachir, Senin 6 Februari 2017.
"Kedua, pembangunan bersama untuk pesawat. Ada beberapa hal yang harus ditangguhkan sementara waktu, terutama soal lisensi dari Amerika. Jadi, Indonesia dan Korsel akan bersama-sama menunggu lisensi tersebut dikeluarkan dari Amerika," dia melanjutkan.
Wamenlu menegaskan, penundaan yang dimaksud adalah permintaan dari Indonesia dan Korsel kepada Amerika Serikat yang memiliki hak untuk mengeluarkan izin dan persetujuan proyek pesawat.
"Bukan penundaan, ya. Kami akan meminta. Jadi, sebagai negara yang memiliki lisensi, AS harus memberikan izin (pembuatan pesawat) tersebut. Tahun kemarin, delegasi dari Kemenhan (Kementerian Pertahanan) RI sudah ke AS, tapi saya menyarankan ada baiknya kita tunggu bersama-sama karena ini demi keberlangsungan proyek," ucap Wamenlu RI.
Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan sepakat membangun jet tempur. Proyek pengembangan pesawat tempur tersebut bernama Korea Fighter Xperiment/Indonesia Fighter Xperiment (KFX/IFX). Untuk Indonesia, jet tempur tersebut bernama IFX.
Proses pengembangan tahap awal dilakukan di Korea Aerospace Industries (KAI), setelah itu proses produksi dilakukan di masing-masing negara, yakni di fasilitas milik KAI dan fasilitas milik Indonesia di Bandung, PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Proyek pesawat tempur Indonesia-Korea Selatan dimulai beberapa tahun silam, dan ditargetkan selesai pada 2020, meski menemui banyak kendala. Saat itu, Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin menekankan pentingnya keberlanjutan produksi jet tempur bersama RI-Korsel itu, siapa pun yang terpilih menjadi Presiden RI pada Pemilu 2014.
“Program pesawat tempur KFX/IFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan negara. Kita harus mewujudkannya demi kemandirian bangsa membangun kekuatan pertahanannya,” kata Sjafrie kepada VIVA.co.id, Rabu 30 Oktober 2013.
Tekad itu tak mengherankan karena bila proyek ini berhasil, KFX/IFX akan menjadi pesawat tempur pertama yang dibuat Indonesia.
Proyek tersebut kini memasuki tahap kedua, yakni pengembangan pesawat atau engineering manufacturing development. PT Dirgantara Indonesia menyiapkan 30 item dari 72 teknologi dalam pesawat itu. Untuk pengerjaan pesawat dengan skema joint production ini, Indonesia telah mengirimkan 40 orang teknisi dan insinyurnya ke Korsel pada pertengahan 2012.
Pengembangan teknologi jet tempur KFX/IFX akan dilakukan hingga 2020, dan dana yang dibutuhkan untuk memproduksi pesawat ini mencapai US$8 miliar. Indonesia mendapat porsi anggaran sebesar US$1,6 miliar.
Apa pun, ambisi RI dan Korsel untuk memiliki pesawat tempur buatan sendiri masih terganjal dana. Dalam pertemuan antara Ketua Parlemen Korsel Ahn Hong-joon dan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung, Mei 2013, terungkap bahwa pemerintah Korsel kesulitan mencari dana untuk proyek mahal tersebut. Namun, Hong-joon meyakinkan, proyek KFX/IFX tak akan terhenti.
Direktur Utama PT DI, Budi Santoso, mengatakan, jet tempur Korsel-RI ini nantinya akan lebih canggih dari F-16 buatan Amerika Serikat. “Kalau F-16 itu generasi keempat, F-35 generasi kelima, KFX/IFX di tengah-tengahnya. Sukhoi buatan Rusia masih generasi empat,” kata Budi.
Untuk diketahui, F-16 dan F-35 merupakan pesawat tempur buatan Amerika Serikat, namun diproduksi oleh perusahaan yang berbeda. F-16 dikeluarkan oleh General Dynamics, sedangkan F-35 dikembangkan oleh Lockheed Martin.
KFX/IFX buatan RI-Korsel nantinya akan diproduksi sebanyak 250 unit, dan Indonesia mendapat bagian 20 unit. Satu unit pesawat tempur ini nantinya dihargai sekitar US$70-80 juta.