Dubes Rusia: Pembicaraan Perdamaian Suriah Sukses
- VIVA.co.id/Santi Dewi
VIVA.co.id – Pemerintah Rusia mengklaim bahwa pembicaraan perdamaian Suriah yang digelar di Astana, Kazakhstan, pada 23-24 Januari 2017, adalah suatu kesuksesan. Seperti diketahui, Rusia bersama Iran dan Turki menjadi 'perantara' dalam pembicaraan tersebut.
"Pertemuan ini adalah salah satu yang sangat sukses, karena ini pertama kalinya perwakilan pemerintah Suriah dan kelompok oposisi bertemu serta duduk bersama membahas masa depan perdamaian Suriah," ujar Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2017.
Ia mengatakan bahwa pembicaraan perdamaian ini telah membawa dampak positif di Suriah, dengan terbukanya jalur untuk mengirimkan akses bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang membutuhkan. Sementara itu, saat ini satu-satunya perang yang terjadi di Suriah hanya untuk mengalahkan ISIS, Al-Nusra dan organisasi teroris lainnya yang masih mengganggu stabilitas keamanan.
"Konsolidasi perdamaian ini membuat situasi di Suriah menjadi lebih mudah dan aman untuk menyediakan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat setempat. Kita lihat tidak ada negara lain, hanya Rusia dan beberapa negara saja yang memberi bantuan untuk warga setempat," Galuzin menegaskan.
Terkait dengan rumor yang beredar bahwa Rusia telah memaksakan draf konstitusi baru untuk Suriah pada pembicaraan di Astana, Dubes Galuzin langsung membantahnya. Menurut dia, draf konstitusi tersebut hanya berisi saran dan masukan yang bertujuan untuk mendukung masa depan Suriah.
"Rusia tidak berusaha untuk memaksakan konstitusi ini. Kami sangat tidak setuju dengan rumor yang tidak sesuai dengan realitas sebenarnya. Rusia tidak mencoba untuk memaksakan apa pun pada Suriah, baik dari segi permukiman maupun konstitusi baru," kata Galuzin.
Draf konstitusi yang disusun oleh para ahli dari Rusia dan Arab ini sebelumnya telah dikemukakan oleh delegasi Rusia saat melakukan pembicaraan di Astana. Draf tersebut berisi kuesioner mengenai fokus-fokus penting yang dapat dikembangkan menjadi dokumen dasar dan ide-ide bagi perdamaian Suriah.
"Kami sangat yakin bahwa masyarakat Suriah harus menentukan sendiri masa depan mereka. Kami akan melakukan segala upaya untuk membantu Suriah menegakkan negara yang berdaulat dan tidak terpisahkan," kata Galuzin. (art)