Anggota DPR Duga Sudan Mau Permalukan RI Soal Kasus Senjata
- REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah
VIVA.co.id - Pasukan Perdamaian PBB asal Indonesia – yang tergabung dalam Formed Police Unit (FPU) – diduga berupaya menyelundupkan senjata dari Sudan. Namun, Wakil Ketua Komisi bidang pertahanan di DPR, Asril Tanjung, berharap kabar itu tidak benar.
"Mudah-mudahan, saya rasa tidak. Karena Kapuspen TNI sudah membantah tidak ada terlibat satu pun TNI. Kapolri di siaran televisi juga membantah, tidak ada anggota Polri terlibat," kata Asril di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis 26 Januari 2017.
Politikus Partai Gerindra ini bahkan menduga ada pihak-pihak yang melakukan sabotase. Mereka sengaja ingin mempermalukan Indonesia di dunia internasional.
"Saya berpikir seperti itu. Kalau tidak sabotase keinginan untuk bisa bonceng. Dan ingat bandara di Sudan tidak seperti kita yang sudah teratur. Ini banyak yang terbuka," ujar Asril.
Oleh karena itu, Asril berjanji akan menayakan hal tersebut kepada Menteri Pertahanan, Panglima TNI, dan Badan Intelijen Negara, terkait perkembangan kasus tersebut dalam Rapat Kerja. Selain itu juga akan ditanyakan isu-isu aktual yang lain.
"Anggota berhak menanyakan perkembangan terbaru berkaitan tugas mitra-mitra kita," kata Asril.
Informasi adanya penangkapan aparat Misi Perdamaian Gabungan Uni Afrika (UNAMID) berdasarkan situs Sudanese Media Center, Senin 23 Januari 2017. Mereka dikabarkan ditangkap di Bandara Al Fashir, Sudan, karena mencoba menyelundupkan senjata dan amunisi ke luar negara itu, dengan disamarkan menjadi mineral berharga.
Senjata dan amunisi yang diselundupkan antara lain 29 pucuk senapan serbu Kalashnikov, 6 senjata GM3, 61 jenis pistol berbeda, serta sejumlah amunisi besar. (ren)