Secret Service Ungkap Anggotanya yang Ogah Lindungi Trump

Presiden AS Donald Trump dan Melania saat dikawal Secret Service.
Sumber :
  • REUTERS/John Angelillo/Pool

VIVA.co.id – Pasukan Pengamanan Presiden Amerika Serikat (Secret Service) akan mengambil 'tindakan yang tepat' setelah salah satu anggotanya mengaku tidak akan melindungi Presiden Donald John Trump bila seseorang mencoba untuk membunuhnya.

AS Waspadai Serangan Teroris dari Orang-orang Kecewa Hasil Pilpres

Hal itu diungkapkan oleh Agen Senior dari Distrik Denver, Kerry O'Grady, kala posting di media sosial Facebook pribadinya, sebelum akhirnya dihapus.

"Semua agen Secret Service dilatih dengan standar tertinggi dengan perilaku profesional dan etika. Setiap dugaan penyimpangan yang serius akan secepatnya diselidiki," bunyi keterangan resmi Secret Service, seperti dilansir situs CNN, Kamis, 26 Januari 2017.

Catatan SBY soal Drama Politik AS yang Bisa Dipetik Pecinta Demokrasi

O'Grady juga mengatakan bahwa ia mendukung kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Rodham Clinton, dan ia tidak akan menghormati hukum federal untuk mencegah agen seperti dia apa pilihan politik yang diyakininya.

"Sebagai pelayan masyarakat selama hampir 23 tahun, saya berjuang untuk tidak melanggar Hatch Act. Tapi sekarang, dunia ini telah berubah dan saya juga demikian. Saya siap masuk penjara ketimbang menjaga seseorang yang saya yakini sebagai bencana untuk negara ini. Saya sangat mengagumi perempuan dan kelompok minoritas yang tinggal di sini. Hatch Act terkutuk. Saya bersama dia (Hillary)," tulis O'Grady, dalam salah satu posting Facebook sebelum dihapus.

Partisipasi Masyarakat di Pilkada 2020 Lebih Tinggi dari Pilpres AS

Sedikit informasi, Hatch Act adalah undang-undang yang melarang pejabat pemerintah menggunakan posisi mereka untuk memengaruhi pemilu, terkecuali presiden dan wakil presiden. O'Grady pun menolak berkomentar saat CNN mencoba mengontaknya dan membalas cuitannya di Facebook.

Sedangkan, sumber yang akrab dengan O'Grady berkata ke CNN bahwa pejabat Secret Service sangat kecewa dengan apa yang ia lakukan, terutama karena lembaganya melakukan banyak pekerjaan yang baik, mulai dari kampanye hingga pelantikan.

Para personel Secret Service berhasil menyelamatkan Trump dari ancaman selama kampanye, termasuk insiden di Reno, Nevada, sepekan sebelum pencoblosan pemilu presiden.

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg, sedang memikirkan cara baru membuat konten politik kurang terlihat di platformnya.

img_title
VIVA.co.id
29 Januari 2021