Khawatir Efek Kebijakan Trump, Minoritas AS Bangun Jaringan
- Reuters/Carlos Barria
VIVA.co.id – Terpilihnya Trump memunculkan ketakutan pada kelompok minoritas. Sadar posisi mereka tidak aman, kelompok minoritas ini membentuk jaringan.
Imam Besar Masjid Islamic Center of New York di Amerika Serikat, Muhammad Shamsi Ali, mengatakan komunitas Muslim di NYC memiliki cara tersendiri untuk mengatasi ketakutan akan Islamphobia. Salah satunya dengan membangun jaringan.
Ditemui usai mengisi acara seminar terbuka di kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta Selatan, Shamsi menceritakan jika ia pernah menjadi tuan rumah sebuah diskusi bersama para aktivis. Peserta yang hadir merupakan mereka yang merasa terancam dengan adanya kebijakan-kebijakan Presiden AS ke-45 Donald Trump.
"Sebelum berangkat ke Indonesia, saya pernah menjadi tuan rumah sebuah diskusi dengan para aktivis, temanya empowering through action. Semua komunitas-komunitas yang merasa terancam (atas kebijakan Trump) ada di situ," ujar Shamsi, Rabu, 25 Januari 2017'
"Peserta diskusi ada dari komunitas LGBT, Afro-American, Hispanic, dan dari Islam sendiri. Jadi, mereka yang terancam dengan terpilihnya Trump, kami kumpulkan dan kami ajak berdialog bagaimana menghadapinya (ketakutan)," dia menambahkan.
Menurut Imam Shamsi, yang sudah menetap di New York selama 20 tahun, mau tak mau pemerintahan baru AS harus menerima bahwa kini ada kekuatan besar yang dibangun untuk mengantisipasi kemungkinan kebijakan Presiden Trump, tentu saja kebijakan-kebijakan tersebut yang dirasa tidak menguntungkan bagi kaum minoritas.Â
"Kekuatan ini, misalnya saja, demo yang terjadi sehari setelah Trump dilantik. Nah, itu menandakan semakin banyak warga Amerika yang tersistem atas terpilihnya Trump. Dua juta lebih masyarakat Amerika datang di situ (Washington DC) dan si ketua aksi adalah seorang perempuan Islam," ungkapnya.
Imam Shamsi menambahkan masjid Islamic Center of New York dan Yayasan Jamaica Muslim Center memiliki majelis imam di sana, di mana setiap mereka yang mendapat perlakuan diskriminasi dapat melaporkan langsung kepada pengelolanya. Dari situlah, pihaknya akan menindaklanjuti laporan dari pelapor. Masjid dan yayasan itu sendiri dikelola oleh komunitas Muslim asal Asia Selatan. (ase)