Aparat RI Ditangkap di Sudan, Kemlu Ungkap Kejanggalan

Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nassir.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rebecca Reiffi Georgina

VIVA.co.id – Kementerian Luar Negeri RI mengaku telah mengetahui sekaligus menemukan kejanggalan soal kabar penangkapan personel keamanan asal Indonesia di Sudan. Personel yang tergabung dalam Pasukan Misi Perdamaian PBB di Sudan itu dikabarkan media setempat ditangkap di Bandara Al-Fashir karena berupaya menyelundupkan senjata saat akan pulang ke Tanah Air.

PBB: Serangan Israel ke Pasukan Perdamaian di Lebanon Bisa Jadi Kejahatan Perang

Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengungkapkan informasi awal yang diterima dari Kepolisian Negara Republik Indonesia bahwa barang yang disebut akan diselundupkan itu bukan milik anggotanya, yang tergabung dalam Misi Perdamaian Gabungan Uni Afrika (UNAMID). Jadi tidak seperti yang diberitakan oleh media setempat.

"Duta Besar Republik Indonesia untuk Sudan dan Eritrea, Burhanuddin Badruzzaman, sudah berada di lokasi untuk memberikan pendampingan kepada pasukan kita yang ditahan. Tim dari Mabes Polri juga sudah dikirim dan segera berangkat ke Sudan memberikan bantuan hukum dan mencari kejelasan dari permasalahan ini," ujar Nasir, di Jakarta, Senin, 23 Januari 2017.

Israel Akui Tembaki Markas PBB UNIFIL di Lebanon Selatan, Ini Alasannya

Berdasarkan informasi dari pemerintah Darfur Utara, yang dilansir laman Sudanese Media Centre, senjata dan amunisi yang diselundupkan antara lain meliputi 29 pucuk senapan serbu Kalashnikov, 6 senjata GM3, 61 jenis pistol berbeda, serta sejumlah besar amunisi.

Kendati demikian, tidak disebutkan identitas personel asal Indonesia yang ditangkap, lalu apakah dia seorang diri atau beberapa orang dan dari kesatuan mana. Personel itu ditangkap saat mencoba menyelundupkan senjata yang disamarkan menjadi mineral berharga.

Ratusan Anggota Polri Dikirim ke Afrika Tengah Jaga Perdamaian, Kapolri Pesan Begini

Saat ini, UNAMID dikabarkan tengah melakukan penyelidikan. Misi pengerahan pasukan perdamaian di Darfur sudah dilakukan sejak Desember 2007 dengan mandat untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil di wilayah Sudan Barat.

Ini merupakan pasukan penjaga perdamaian terbesar kedua di dunia dengan anggaran tahunan sebesar US$1,35 miliar dan hampir 20 ribu tentara. (ren)

Presiden Prabowo Bertemu Sekjen PBB Antonio Guterres

Presiden Prabowo Siap Kirim Pasukan Perdamaian untuk Konflik di Palestina

Presiden RI Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia siap mengirim pasukan perdamaian untuk mengatasi konflik di Palestina.

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024