Reaksi Senang dan Jengkel di Berbagai Negara Trump Dilantik
- Reuters/Jonathan Ernst
VIVA.co.id – Bersamaan dengan pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat, di berbagai jalan di sejumlah negara, beragam aksi digelar. Ada aksi menolak dan mendukung. Mereka juga sekaligus mengantisipasi dan menantikan bagaimana kebijakan taipan real estate itu setelah dilantik menjadi presiden.
Berikut reaksi berbagai negara terhadap pelantikan Donald Trump, seperti dikutip dari CNN, Sabtu, 21 Januari 2017.
Belgia
Kalangan perempuan di Belgia menyuarakan kritik dan komentar ofensif terhadap Trump terkait dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukannya. Demonstrasi juga melibatkan banyak peserta dari berbagai negara, seperti Norwegia dan Spanyol.
Menurut Katrine Steinfeld, kelompok yang bekerja untuk kesetaraan gender Norwegia-Hungaria, dia takut dilantiknya Trump menjadi presiden akan melegitimasi perlakuan buruk terhadap wanita. "Ini gila, orang ini dapat memimpin negara dan melakukan penyerangan terhadap perempuan," kata Steinfeld. "Perilakunya menciptakan legitimasi bagi sikap yang tidak tepat, dan itu adalah ancaman bagi perempuan."
Kuba
Kuba turut menjadi perhatian. Media pemerintah Kuba sedikit menulis pelantikan Trump. Mungkin mereka perlu mewaspadai janji-janji Trump. Seperti halnya Granma, surat kabar partai komunis di sana, menyatakan selama kampanye presiden, Trump pernah berjanji untuk membalikkan upaya Obama dengan Kuba jika Havana tak membuat konsesi soal hak asasi manusia dan kebebasan beragama. Para pejabat Kuba kemudian mengatakan mereka tengah menunggu apakah tindakan Trump akan cocok ke depan.
Iran
Aksi unjuk rasa juga digelar di Iran. Aksi dilakukan di Grand Mosalla, sebuah kompleks agama di Teheran. Dengan luapan berapi-api, mereka mengatakan jika tak ada sosok yang baik memimpin Amerika. Mereka mencermati kebijakan AS terhadap Iran dan perannya di Suriah.
"Tidak ada bedanya presiden (AS) yang berkuasa," kata seorang pemuda. "Siapa pun yang berkuasa akan memiliki prospek yang sama terhadap Iran, yang sangat disayangkan."
Kebanyakan dari mereka berpikiran soal masa depan perjanjian nuklir antara Iran, AS dan negara-negara lain, yang bertujuan untuk membatasi ambisi nuklir Iran dengan imbalan sanksi.
Israel
Sementara itu, sebelum pelantikan Trump, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengirim tweet dukungan kepada Trump. "Selamat Presiden Trump. Lihatlah ke depan kita akan bekerja sama dengan Anda, untuk membuat aliansi antara Israel dan AS lebih kuat dari sebelumnya."
Netanyahu menunjukkan sikapnya nampak jelas, siap untuk bekerjasama dengan Trump. Para pemimpin Israel juga berharap Trump menindaklanjuti salah satu janji kampanye terbesarnya, yakni memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Kami berharap untuk kunjungan Anda ke Yerusalem, ibu kota Israel," kata Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon tak lama setelah pelantikan Trump.
Jepang
Kelompok wanita melakukan aksi unjuk rasa di Tokyo, Jepang. Aksi dilakukan oleh Democrats Abroad Jepang. Puluhan orang itu menyoroti apa yang akan dilakukan Trump ke depan.
"Saya hanya ingin memastikan bahwa Trump tahu bahwa kami berada di sini," kata peserta aksi, Erica Summers. "Perempuan tidak ke mana-mana. Saya ingin memastikan bahwa kami memiliki hak reproduksi kita. Saya ingin dia tahu kita (perempuan) adalah sama, dan dia tidak bisa menyingkirkan kami."
Sementara itu beberapa jam sebelum pelantikan, ada sejumlah kelompok konservatif yang melakukan perayaan pelantikan Presiden Amerika di sebuah restoran di Kota Fukuoka. "Trump adalah orang vokal jujur yang memiliki cara berpikir yang sama seperti kita, Kami mendukung Trump," kata salah seorang peserta Yoko Mada.
Meksiko
Presiden Enrique Pena Nieto menyampaikan ucapan selamat kepada Trump, dua jam setelah pelantikan. Dalam akun Twitter resminya, ia menyatakan siap memperkuat hubungan antar-negara.
Palestina
Ribuan warga Palestina turun ke jalan di Tepi Barat memprotes potensi bergeraknya Kedutaan AS ke Yerusalem buntut janjinya selama kampanye. Para demonstran nampak membawa poster-poster Donald Trump menyuarakan protes, dan mengibarkan bendera Palestina.