Hary Tanoe Yakin Tak Ada Konflik Kepentingan dengan Trump
- Istimewa
VIVA.co.id – Salah satu mitra bisnis Donald Trump di Indonesia, Hary Tanoesoedibjo, menepis kekhawatiran pejabat etik Amerika bahwa kerja sama bisnis luar negeri perusahaan milik Trump akan rentan terhadap konflik kepentingan.
Hary, pebisnis dan Chief Executive dari MNC Group, dikabarkan akan membangun dua resor mewah yang akan dikelola oleh Trump Hotel Collection, sebuah anak perusahaan dari Trump Organization.
"Kami tidak menambahkan proyek baru, sejak ia (Trump) memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Jadi saya tidak berpikir akan ada konflik kepentingan di situ," kata Hary Tanoe dalam sebuah wawancara di Trump International Hotel di Manhattan, sebelum menghadiri pelantikan Trump di Washington, hari ini.
Dalam wawancara dengan Reuters tersebut, Hary menilai konflik kepentingan terjadi apabila ketika dia memenangkan pemilu, kemudian memutuskan untuk menambahkan lebih banyak proyek. Ini akan menimbulkan suasana yang abu-abu, katanya. "Tetapi proyek kami ini telah diputuskan jauh sebelum itu. Kami menandatangani kesepakatan sejak awal tahun 2015," ujar Hary, seperti dikutip dari Reuters, 20 Januari 2017.
Jalan yang ditempuh Trump untuk menuju Gedung Putih, apalagi kariernya sebagai seorang pengusaha yang tak pernah terjun ke dunia politik, telah menarik perhatian etika pengawas. Walter Shaub, Direktur Etika Pemerintahan AS, telah berhasil mendesak Trump untuk melepaskan aset yang bertentangan dan berpotensi memunculkan konflik.
Beberapa waktu lalu Trump dengan tegas mengatakan bahwa perusahaannya tidak akan membuat penawaran baru di luar negeri sementara dia menjadi presiden. Dua anaknya yakni Donald Jr, dan Eric, akan mengambil perannya dalam menjelankan bisnis.
Hary Tanoe mengatakan ia telah bertemu dengan kedua anak Trump selama dua setengah jam pada hari Rabu pagi lalu di Trump Tower, untuk membahas kemajuan pembangunan resor. Donald Jr diharapkan akan berkunjung ke Indonesia musim panas ini.
MNC telah menginvestasikan dana sebesar USD500 juta dan USD1 miliar dalam pembangunan resor, yang akan dibangun di dekat Jakarta dan Bali. Properti yang akan dirampungkan pada awal 2019 ini akan dilengkapi dengan hotel mewah, lapangan golf dan berbagai fasilitas lainnya. (ren)