'Terompet Sangkakala' untuk Donald Trump

Presiden Amerika Serikat, Donald John Trump.
Sumber :
  • REUTERS/Mark Ralston/Pool

VIVA.co.id – Mulutmu harimaumu. Peribahasa ini cocok disematkan kepada Donald John Trump. Gara-gara doyan mengungkapkan kata-kata kontroversial, ia dihujat semua kalangan.

Tak hanya warga, selebritas dan politikus Amerika Serikat sekali pun geram, lalu menghujat serta mencacinya.

Melarang dan memberi tanda pengenal khusus bagi Muslim di AS, serta menutup seluruh masjid di AS, memulangkan 11 juta kaum Hispanik yang tidak memiliki dokumen lengkap, dan membuat pagar perbatasan serta menghina orang Meksiko.

Rentetan pernyataan taipan properti New York inilah menjadi bukti Trump 'terjangkit' Xenophobia, Islamophobia dan hawkish (keras dan radikal).

Gara-gara pernyataannya ini pula membuat telinga panas dan emosi meluap-luap. Tak hanya itu, skandal rekaman video pelecehan seksual terhadap sejumlah perempuan turut menambah rekor buruk Trump.

Meski begitu, toh, Dewi Fortuna seperti masih memihaknya. Trump bisa menang pemilihan umum secara sah dan kemenangannya diakui oleh Hillary Clinton, pada 9 November 2016.

Trump unggul di wilayah-wilayah yang punya bobot suara lebih besar dari yang diperoleh mantan Ibu Negara tersebut.

Kini, Trump menghitung hari untuk diambil sumpahnya menjadi Presiden AS ke-45 di Gedung Capitol, Washington DC, Jumat sore, 20 Januari 2017. Mendekati hari-H, ia justru diguncang skandal yang datang silih berganti.

Adalah Christopher Steele (52), mantan perwira intelijen Inggris, MI6, yang menulis laporan setebal 35 halaman tentang dugaan hubungan Trump dengan Rusia.

Mengutip situs BBC, berkas itu berisi informasi, juga tuduhan yang belum diverifikasi, bahwa para pejabat intelijen Rusia, FSB, telah mengumpulkan dokumen rahasia tentang Trump yang dapat digunakan untuk memerasnya.

Dokumen tersebut juga mengungkap informasi rahasia yang dikumpulkan Rusia mengenai Trump, dan tuduhan bahwa selama kampanye, Trump secara reguler melakukan kontak dengan para pejabat Rusia.

Presiden terpilih AS Donald Trump mengamuk saat dituding terlibat dengan Rusia

Donald Trump membantah semua laporan Steele, dan mengatakannya berita hoax.

Banyak hal memalukan tentang Trump berhasil dikumpulkan, di antaranya video Trump bersama pekerja seks komersial dan informasi besar soal aktivitas bisnis Trump.

Suara-suara Trump harus ditumbangkan (impeachment) mulai menguat. Guru Besar Politik dari American University, Allan J Lichtman, Trump bisa dilengserkan.

200 Ahli Kesehatan Mental Nyatakan Trump Tak Layak Jadi Presiden, Punya Gangguan Narsistik?

"Ada peluang yang sangat besar kalau Donald Trump akan menghadapi pelengseran dari jabatannya," kata Lichtman, seperti dikutip CNN. Bukan tanpa alasan ia berkata demikian.

Demokrat inginkan Kongres

Hakim Tolak Gugatan Trump di Georgia dan Michigan

Menurutnya, sepanjang hidupnya Trump selalu bermain-main dengan hukum. Pendirian yayasan ilegal di New York untuk menyokong kampanyenya adalah bukti.

Tak hanya itu, Trump bahkan menggunakan dana amal tersebut untuk melunasi utang bisnis pribadinya. Ia pun dihadapkan dengan Undang-undang RICO (Undang-Undang Pemerasan dan Kejahatan Korupsi Terorganisir di AS).

Paras Cantik Keponakan Osama bin Laden yang Beri Dukungan Donald Trump

Ditambah lagi, dukungan Partai Republik yang menguasai Kongres AS juga menjadi faktor pelengseran. Sebab, Lichtman melanjutkan, di mata Republik, Trump ibarat meriam liar yang tidak bisa dikendalikan partai. "Tidak ada yang tahu apa yang dia (Trump) percayai dan diinginkan," ungkap Lichtman.

Mengutip situs Independent, peneliti senior Hoover Institution dari Stanford University, Niall Ferguson mengatakan, sebagai seorang oligarkis, Trump sudah menunjukkan tanda-tanda bakal mencampuradukkan kepentingan bisnis dengan posisinya sebagai pejabat negara.

"Sekali pun Trump menyatakan prioritas pertamanya adalah menjadi Presiden Amerika Serikat dan dia berjanji tidak akan mengurusi kelompok bisnisnya. Tapi saya melihat Trump orang yang sangat bernafsu membangun dinasti," papar Ferguson.

Ia juga menekankan bila pengusaha umumnya sangat buruk dalam berpolitik. “Oligarki begitu melekat dengan kehidupan orang biasa yang akhirnya tersingkirkan. Di Amerika itu artinya lengser,” tegasnya.

Lantas, bagaimana melengserkan Trump dengan mulus? Ferguson menjawab jika Partai Demokrat menguasai Kongres. Menurutnya, hanya perlu waktu dua tahun untuk menyusun strategi bagaimana menguasai kembali Kongres.

Akankah Trump menerima 'terompet sangkakala'-nya (dilengserkan) atau melenggang hingga empat tahun ke depan?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya