Mustahil Hong Kong Lepas dari China
- REUTERS/Bobby Yip
VIVA.co.id – Kepala Eksekutif Hong Kong, Leung Chun-ying, menegaskan bahwa tidak ada ruang bagi wilayah yang dia pimpin itu untuk berpisah dari Republik Rakyat China.
Hal itu dikatakannya setelah keluar cetak biru kebijakan tahunan Hong Kong, seperti dikutip situs Reuters, Rabu, 18 Januari 2017, sekaligus mengantarkan Leung dalam pidato kebijakan terakhirnya selama lima tahun memimpin Hong Kong.
Hong Kong, bekas jajahan Inggris, kembali ke pemerintahan China pada 1997 di bawah "satu negara, dua sistem" yang berlaku selama 50 tahun. Walau di bawah kendali Tiongkok, Hong Kong berkatagori wilayah otonomi khusus – yaitu bebas membuat kebijakan ekonomi, moneter, administrasi, dan boleh menggelar pemilihan umum untuk memilih anggota parlemen dan pemimpin mereka, yang berstatus Kepala Eksekutif.
Tahun lalu, menurut situs BBC, dalam pertemuan tahunan Parlemen China, Kongres Rakyat Nasional, Ketua Komite Hukum Parlemen, Qiao Xiaoyang, telah mengatakan bahwa hal yang mustahil apabila Hong Kong merdeka.
Sebuah artikel dari majalah mahasiswa di Universitas Hong Kong menyerukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengakui Hong Kong sebagai negara otonom sebelum 2047.
Menyusul gerakan pro-demokrasi pada 2014, sekelompok kecil warga Hong Kong yang terus berkembang memperjuangkan kemerdekaan lebih luas dari China.
Mereka ingin membangkitkan apa yang disebut 'gerakan kaum lokalis'. Artikel berjudul "2047 Kita" menyerukan pengakuan PBB bagi Hong Kong sebagai negara berdaulat, dengan membentuk pemerintahan yang demokratis serta penyusunan konstitusi sendiri.
(ren)