Penasihat Trump Klarifikasi Soal Hinaan ke NATO
- REUTERS/Michelle McLoughlin
VIVA.co.id – Salah satu penasihat kampanye untuk Donald Trump mengklarifikasi pernyataannya, yang baru-baru ini menyinggung aliansi militer negara-negara Barat (NATO) dan Uni Eropa. Awal pekan ini, presiden terpilih Amerika Serikat itu mengejutkan para pemimpin Eropa dengan menyebut NATO sudah "usang.”
Walid Phares kepada stasiun televisi Al-Hadath mengatakan bahwa pernyataan Trump meledak di luar proporsi. "Pandangan Trump soal NATO tidak seperti apa yang direpresentasikan di media selama ini. Dia tidak ingin mengakhiri NATO, tapi dia ingin mereformasi seiring dengan tugas baru untuk menghadapi terorisme dan memerangi ekstremisme. Pemerintah baru AS akan bernegosiasi dengan komandan NATO," kata Phares, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa 17 Januari 2017.
Terkait isu regional, Phares mengatakan seluruh pemerintahan baru setuju bahwa intensi strategis Iran terhadap AS dan sekutunya tidak dikehendaki. "Ada hal-hal yang harus disepakati seperti intervensi militer Teheran di beberapa negara di kawasan itu," katanya.
Mengenai Suriah, Phares mengatakan bahwa selama kampanye presiden, mereka telah bertemu dengan Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura yang memberitahu terkait proses negosiasi.
"Kami juga bertemu dengan delegasi oposisi Suriah. Trump mengatakan ia tidak ingin meluncurkan perang untuk mengakhiri perang. Ia mengatakan ingin bernegosiasi dan sebagai presiden terpilih, instansi terkait pun mulai memberitahukan mengenai perkembangan di Suriah. Ini adalah hal baru. Ia akan menugaskan tim untuk mempersiapkan rencana," kata Phares menambahkan.
Phares juga mengatakan bahwa pemerintahan Barack Obama telah banyak kehilangan dukungan dari negara-negara Teluk. "Pemerintahan baru mulai membangun kembali jembatan antara negara Teluk dengan Trump. Sekarang saatnya menyiapkan skenario yang terbaik," ujarnya.
(ren)