Bahasa Inggris Penting untuk Membangun Mental
- www.wanderingeducators.com
VIVA.co.id – Menurut laporan terbaru Global Competitiveness Report 2016-2017 dari World Economic Forum, peringkat daya saing Indonesia menurun dari peringkat 37 (2015-2016) menjadi peringkat 41 dari 138 negara (2016-2017).
Bahkan di Asia Tenggara, Indonesia menempati posisi ke-4 setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand. Oleh arena hal itu, Direktur British Council Indonesia, Paul Smith menyatakan, pihaknya ingin membantu mengatasi permasalahan pendidikan di Indonesia melalui program pelatihan kemampuan abad ke-21.
Program ini diharapkan dapat memantik generasi penerus agar mampu bersaing di kancah industri tenaga kerja internasional.
"Kita telah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN, kami ingin membantu para remaja dalam mengatasi masalah belajar mereka di sekolah. Agar mereka siap menjadi sumber daya manusia yang lebih kompeten di tingkat global," kata Paul saat ditemui VIVA.co.id, Kamis, 12 Januari 2017.
Dalam proses perancangan program ini, kata Paul, pihaknya juga mendapatkan masukan dan rekomendasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dengan harapan program ini dapat berjalan sesuai dengan arah kebijakan pemerintah, khususnya dalan meningkatkan keahlian siswa-siswi sekolah menengah di abad 21.
"Sebenarnya, kami ingin menerapkan di sekolah (kota) lain, namun kami yakin dengan diterapkannya sistem ini di sekolah-sekolah di Jakarta dan Bandung, sekolah di provinsi lain akan melihat hal ini sebagai sesuatu yang baik dan mungkin dapat membantu pendidikan di Indonesia," ujarnya.
Menurunnya minat belajar anak usia remaja di sekolah-sekolah di Indonesia menimbulkan keprihatinan orang tua dan guru. Paul yang sudah enam bulan tinggal di Indonesia, sempat mengunjungi beberapa sekolah di berbagai kota, seperti di Aceh, Jakarta, Bandung, Surabaya, Kalimantan, dan Papua.
Kebanyakan, sekolah masih menerapkan sistem pengajaran lama.
"Metode pembelajaran kebanyakan masih tidak sesuai dengan apa yang diinginkan anak remaja saat ini. Contohnya, guru menulis di papan tulis lalu memerintahkan para murid mengerjakan soal yang diberikan. Tapi, gurunya duduk diam. Kadang, kurang komunikasi dengan murid saat di kelas. Mereka (guru) sibuk dengan telepon seluler," ungkap Paul.
Kesulitan belajar Bahasa Inggris
Menurut Paul, sangat penting bagi seorang anak menguasai bahasa Inggris sejak usia mereka di bawah lima tahun. Hal ini dikarenakan agar mereka mempunyai kesempatan baik dalam karir mereka. Sebagai contoh, dalam sistem pendidikan di Indonesia, Paul menemukan masih banyak sekolah yang tidak menerapkan strategi kuat untuk belajar bahasa Inggris.
"Saya pernah bekerja di organisasi seperti ini di India, Mesir, Afghanistan, dan negara-negara di Amerika, mereka memang telah mengajari anak-anak mereka bahasa Inggris sejak kecil," kata Paul.
"Di Malaysia, Vietnam, Singapura yang menjadi saingan terbesar Indonesia, Hong Kong, China, Bahasa Inggris sudah tersedia sejak anak-anak memasuki Sekolah Dasar. Dan banyak orang tua mengajari anak mereka bahasa Inggris sejak lahir," imbuhnya.
Masalahnya, kata Paul, bahkan untuk guru-guru yang mengajar Bahasa Inggris sekalipun, penyampaian bahasa mereka belum begitu lancar dan baik sehingga para murid sukar untuk menyerap apa yang diajarkan guru tersebut.
"Maaf saya harus jujur, seperti misalnya, ada guru matematika yang penyampaian belajarnya memakai bahasa Inggris, terkadang mereka masih kurang lancar berbicara bahasa Inggris, jadi murid kurang memahami pelajaran matematika yang diajarkan," ungkap Paul.
"Jadi, kasus pertama yang harus diselesaikan adalah mengajari guru ini, membekalinya melalui program kami," tutur dia.