Hubungan dengan Rusia Terungkap, Trump di Ujung Tanduk
- REUTERS/Lucas Jackson
VIVA.co.id – Seorang mantan perwira intelijen Inggris telah diidentifikasi sebagai orang di balik laporan yang menghebohkan seputar Presiden Amerika terpilih, Donald Trump. Ia juga disebut sebagai orang yang membongkar kasus korupsi di FIFA.
Diberitakan oleh Columbia Journalism Review, kehebohan bermula saat sebuah media AS, Buzzfeed, didorong oleh laporan CNN mempublikasikan laporan sebanyak 35 halaman tentang dugaan hubungan jangka panjang yang terjadi antara Trump dengan Rusia. Dokumen tersebut berisi referensi mengenai informasi rahasia yang dikumpulkan Rusia mengenai Trump, dan tuduhan bahwa selama kampanye, Trump secara reguler melakukan kontak dengan para pejabat Rusia.
Lalu nama Christopher Steele, 52 tahun, kini mencuat. Ia adalah mantan anggota MI6, agen rahasia Inggris, yang kini menjalankan Orbis, sebuah bisnis intelijen yang berbasis di London. Namanya disebut sebagai orang yang menulis laporan setebal 35 halaman yang dipublikasikan oleh Buzzfeed. The Wall Street Journal menjadi media yang pertama mengungkap nama Steele ke publik, setelah berbulan-bulan tak ada yang menyebut siapa tokoh di balik laporan setebal 35 halaman itu.
Berkas itu berisi informasi, juga tuduhan yang belum diverifikasi, bahwa para pejabat keamanan Rusia telah mengumpulkan dokumen rahasia tentang Trump yang dapat digunakan untuk memerasnya. Diberitakan oleh BBC, 12 Januari 2017, banyak hal memalukan tentang Trump berhasil dikumpulkan, di antaranya video Trump bersama PSK dan informasi besar soal aktivitas bisnis Trump.
Laporan Steele tak bisa dianggap sebelah mata. Steele adalah orang yang pernah membongkar korupsi di badan sepakbola dunia, FIFA. Menurut informasi dari mantan pejabat intelijen Inggris, selama bertahun-tahun Steele bekerja di bawah perlindungan diplomatik, yang dikenal sebagai MI6, di Rusia dan Paris, juga di Kantor Urusan Luar Negeri di London.Setelah meninggalkan pekerjaan sebagai mata-mata, Steele menjadi pemasok informasi bagi Federal Bureau of Investgation (FBI) AS soal korupsi di badan sepak bola internasional, FIFA.
"Adalah tugasnya menyelidiki korupsi di badan sepakbola internasional yang mengarahkan kepercayaan mengenai keterlibatan Trump dengan Rusia," ujar seorang pejabat AS. Hasil kerja Steele mengenai FIFA berhasil membongkar skandal korupsi besar yang membuat sejumlah pengurus senior di FIFA, termasuk Presiden FIFA Sepp Blatter mengundurkan diri.
Soal pemilu AS, juga hubungan Trump dan Rusia terungkap diawali saat Steele dikontak oleh FusionGPS, sebuah lembaga riset politik yang berbasis di Washington. Ia disewa untuk melakukan investigasi terhadap Trump oleh seorang Republikan yang ingin agar Trump tak masuk nominasi. Kabarnya, awalnya Steele disewa oleh Jeb Bush, salah satu dari 16 lawan Trump di Partai Republik. Namun nama Jeb Bush belum bisa dibuktikan. Meski kemudian Trump memenangkan nominasi dari Partai Republik, namun FusionGPS terus menugaskan Steele.
Keterlibatan Steele dengan FBI dikabarkan berjalan sejak Juli 2016. Namun urusan mereka berakhir satu bulan sebelum pemilu 8 November karena Steele merasa frustrasi atas lambannya respon FBI. Diberitakan oleh Reuters, 12 Januari 2017, FBI sengaja mengulur laporannya beberapa minggu sebelum pemilu agar tak mengganggu proses pemungutan suara.
FBI lalu membuka penyelidikan awal soal Trump dan orang-orangnya yang melakukan perjanjian dengan Rusia berdasarkan bagian dari laporan yang disampaikan Steele. Laporan Steele lalu beredar selama berbulan-bulan di antara media arus utama, termasuk Reuters. Tetapi baik media, penegak hukum dan badan intelijen AS tak ada yang mampu menguatkan laporan itu sehingga mereka menahan diri dan membiarkan laporan tersimpan di kantor redaksi masing-masing.
Hingga kemudian BuzzFeed menerbitkan laporan Steele tentang Trump di website mereka pada Selasa, 10 Januari 2017.  Trump dan ajudannya bereaksi keras. Mereka membantah, dan mengatakan laporan itu palsu. Pemerintah Rusia juga mengabaikannya. Saat melakukan jumpa pers di Gedung Putih, Rabu, 11 Januari 2017, Trump berulangkali mengatakan laporan itu salah dan palsu.
Sementara Orbis, perusahaan yang dimiliki Steele tidak tersedia bersedia memberikan komentar. Christopher Burrows, direktur dan pendiri Orbis dengan Steele, mengatakan kepada The Wall Street Journal, sebagai media yang pertama kali mengungkap nama Steele, bahwa ia tidak bisa mengonfirmasi atau menyangkal bahwa perusahaan tersebut telah menghasilkan laporan soal Trump.
Pemberitaan Buzzfeed mengguncang Amerika. Apalagi pemberitaan ini terjadi hanya sembilan hari menjelang pelantikan Trump sebagai Presiden AS pada 20 Januari mendatang. Kini publik AS menunggu kejujuran Trump untuk mengungkapkan, bagaimana sebenarnya hubungan Trump dan Rusia.
(mus)