Dua Warga Asing Merengek Minta Dibebaskan dari Taliban
- Reuters
VIVA.co.id – Kelompok militan Taliban di Afghanistan mengunggah sebuah rekaman yang menunjukkan dua orang sandera, yaitu warga negara Amerika Serikat dan Australia.
Kedua sandera ini bernama Timothy Weeks, seorang pengajar asal Australia di American University di ibu kota Kabul, dan rekannya berkebangsaan AS, Kevin King. Mereka ditangkap dekat kampus pada Agustus 2016.
Seperti dikutip dari situs Reuters, Kamis, 12 Januari 2017, para sandera merengek agar pemerintah AS melakukan negosiasi dengan Taliban, dan jika hal itu tidak dilakukan, maka kedua sandera ini akan dibunuh.
Dalam rekaman yang diunggah tepat 1 Januari 2017 ini menampakkan dua militan Taliban sedang memaksa Weeks dan King untuk bicara ke keluarga mereka dan meminta pemerintah AS untuk membebaskannya.
Video ini direkam, diunggah, dan ditujukan secara tak langsung kepada Presiden AS terpilih, Donald Trump. Weeks mengatakan para anggota Taliban meminta tahanannya ditukar dengan "jaminan" di Pangkalan Angkatan Udara Bagram dan Penjara Pul-e-Charkhi, pinggiran Kabul.
"Mereka ditahan secara ilegal dan militan Taliban akan membebaskan mereka apabila mereka (Taliban) telah mendapatkan jaminan. Jika pemerintah tidak menukar kita (dengan jaminan), maka kita akan dibunuh," ujar Weeks.
Ia pun tak henti-hentinya memohon kepada Trump untuk secepatnya melakukan negosiasi. “Donald Trump. Tolong. Saya memohon kepada Anda. Tolonglah. Keputusan ini ada di tangan Anda. Sekali lagi, saya minta tolong Anda melakukan negosiasi dengan Taliban. Jika tidak kami akan dibunuh," tutur Weeks, dalam video tersebut.
Pada September 2016, Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengerahkan pasukan untuk melakukan penyergapan dan menyelamatkan dua orang warga sipil yang disandera. Akan tetapi, mereka tidak berada di lokasi yang ditargetkan.
Selama bertahun-tahun, kasus penculikan menjadi momok besar di Afghanistan. Mayoritas korbannya adalah warga sipil Afghanistan dan banyak penculik dari kelompok kriminal mencari uang tebusan.
Meski demikian, penculikan juga dilakukan terhadap sejumlah warga asing dengan tujuan politik. Pada 2012, Taliban pernah mengunggah video yang menunjukkan seorang wanita asal AS disandera bersama suaminya, seorang warga negara Kanada.
Mereka disekap dan diminta untuk mendesak pemerintah Afghanistan agar tidak mengeksekusi para tahanan Taliban.