Tujuh WNI Diselamatkan dari Aleppo
VIVA.co.id – Kedutaan Besar RI di Damaskus, Suriah, berhasil menyelamatkan tujuh orang tenaga kerja Indonesia dari Aleppo. Dalam kesaksiannya, mereka menceritakan sulitnya hidup di wilayah yang belakangan sangat rawan dengan konflik tersebut.
Itik Rasja, salah satu TKI asal Indramayu yang telah bekerja selama sembilan tahun di Aleppo mengatakan bahwa ia semula dijanjikan bekerja di Qatar, namun ia justru dikirim ke Suriah. Ia menceritakan keadaan di Aleppo yang sangat memprihatinkan.
"Sudah enam bulan ini listrik mati sehingga kami memakai generator untuk menghasilkan listrik. Kami juga sering menggunakan aki mobil sebagai pengganti penghasil listrik," kata Itik.
"Begitu juga dengan air, seringkali kami kehabisan air yang disuplai oleh pemerintah Suriah sehingga majikan saya harus membelinya dari luar Aleppo," katanya.
Adapun ketujuh TKI tersebut antara lain Nurlaela binti Saodi Orin asal Tangerang, Itik Rasja asal Indramayu, Sukania asal Serang, Warsah Warman asal Karawang, Sabarinah Kamarudin asal Sulawesi Selatan, Rahuni Ginik asal Lombok dan Sri Sunarsih asal Serang.
"Rencananya gelombang repatriasi ke 283 pada tanggal 19 Januari. Mudah-mudahan tujuh orang dari Aleppo itu bisa diikutkan gelombang berikutnya, setelah semua persyaratan keimigrasian rampung," kata Pejabat Konsuler KBRI Damaskus, AM Sidqi.
Sejak tahun 2012, KBRI Damaskus telah memulangkan sebanyak 12.576 WNI dari Suriah yang sebagian besar TKI dalam 282 gelombang. Duta Besar RI untuk Suriah, Djoko Harjanto melalui keterangan tertulisnya menegaskan bahwa pengiriman TKI ke Suriah sudah dihentikan sejak 2011 dan ke seluruh Timur Tengah sejak 2015.