Mengapa Posisi Selat Hormuz Begitu Sentral?
- REUTERS/Jumana El Heloueh
VIVA.co.id – Di bawah Presiden Donald Trump, perseteruan Iran dan Amerika Serikat diprediksi semakin memanas. Adalah program nuklir Iran yang kerap dipermasalahkan Paman Sam yang dicurigai untuk membuat senjata.
Meskipun embargo ekonomi telah dicabut dan Iran berulang kali membantah, hal itu tidak membuat AS puas. Iran kembali membalas dengan mengancam akan menutup jalur Selat Hormuz jika AS terus-terusan 'merongrong'. Apa yang membuat Selat Hormuz begitu penting?
Mengutip situs Sydney Morning Herald, Selasa, 10 Januari 2017, Selat Hormuz merupakan area choke point (kondisi geografis suatu wilayah yang harus dilalui untuk mengurangi beban operasional) karena satu-satunya jalur pengiriman minyak keluar Teluk Persia.
Berdasarkan publikasi U.S. Energy Information Administration, terdapat 15 tanker yang membawa 16,5-17 juta barel minyak bumi melewati selat yang menjadi perebutan pengaruh Iran dan AS.
Jumlah tersebut menyumbang 90 persen eskpor minyak dari negara-negara pengeskpor di pesisir Teluk Persia, dan hampir 40 persennya dari seluruh konsumsi minyak dunia. Dengan demikian, begitu pentingnya selat yang memisahkan Iran dengan Uni Emirat Arab ini.
Sementara itu, seperti dikutip situs CNBC, harga minyak mentah Amerika Serikat, pada Selasa pagi, dibuka turun US$2,03 atau 3,8 persen menjadi US$51,96 per barel. Itu merupakan harga terendah sejak 16 Desember 2016.
Sementara, harga minyak mentah Eropa, Brent, turut anjlok US$2,22 atau 3,9 persen di US$54,88 per barel. Padahal, pasokan minyak mentah menunjukkan tanda-tanda peningkatan dari Irak, Nigeria dan AS.
Posisi strategis Selat Hormuz (Reuters/Xinhua).
Andaikata Iran benar-benar mewujudkan ancamannya itu, maka berimbas bagi perekonomian dunia, termasuk AS dan Eropa. Sebab, penutupan jalur selat yang terletak di antara Teluk Oman dan Teluk Persia ini, akan mengurangi pasokan minyak mentah dan gas alam cair.