Berani Mati, Remaja Bebaskan Diri Sebagai Budak Seks ISIS
- http://www.kabardanberita.com/
VIVA.co.id – Kisah tragis menimpa gadis muda berusia 18 tahun dari etnis Yazidi. Lamiya Haji Bashar menjadi korban perdagangan manusia yang berujung sebagai budak seks bagi kelompok esktremis ISIS. Tak hanya disiksa, Lamiya juga diperkosa secara tidak manusiawi.
Dilansir Metro, Selasa, 10 Januari 2017, Lamiya menceritakan kisah pilunya. Dia mengatakan selama berada di bawah penyiksaan, para pelaku kerap mengancam akan membunuh bahkan memotong kakinya, apabila dia mencoba untuk melarikan diri.
"Saya mengatakan kepada mereka bahwa jika mereka memotong satu kaki, maka saya akan melarikan diri dengan kaki lainnya. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak akan pernah menyerah. Mendengar itu mereka mengancam akan terus menyiksa jika saya mencoba melarikan diri," tutur Lamiya.
Selama masa penculikan, Lamiya mengaku dipaksa membantu merakit bom bunuh diri dan melihat gadis-gadis korban lainnya dijual kepada lelaki tua untuk dijadikan budak seks. Di bawah aksi brutal ISIS, Lamiya telah tiga kali diserahkan kepada tiga pria berbeda. Semuanya memukuli dan memerkosanya, setiap kali mencoba melarikan diri.
"Pada satu titik, saya dilemparkan ke sebuah ruangan untuk diperkosa oleh 40 orang pria. Ketika mencoba kabur, saya dipukuli dengan kabel. Orang-orang ini lebih dari monster. Itulah mengapa saya terus mencoba bertahan meskipun menghadapi masa-masa yang sangat sulit," kata Lamiya.
Lamiya telah berulang kali mencoba melarikan diri dari cengkeraman ISIS. Dia berhasil kabur setelah percobaannya yang kelima. Namun naas, ia harus menderita kebutaan di mata kanan dan bekas luka cukup parah di wajah oleh kulit yang meleleh, setelah terjebak dalam ledakan ranjau darat selama melarikan diri. Ledakan itu menewaskan temannya, Almas berusia 8 tahun dan Katherine berusia 20 tahun.
Lamiya hanya salah satu dari ribuan perempuan dan anak Yazidi yang dijadikan budah seks oleh ISIS. Lamiya diculik pada tahun 2014 dari rumahnya di Desa Kocho, dekat Kota Sinjar. Lima dari saudaranya berhasil melarikan diri dari cengkeraman ISIS dan kini hidup di Jerman. Namun salah satu saudara perempuannya yang berusia 9 tahun, Mayada, masih ditawan ISIS.
Lamiya kini mulai menjalani hidup baru. Ia memenangkan penghargaan bergengsi dari Parlemen Eropa dan berharap bisa memulai kembali studinya dan melanjutkan pendidikan hingga universitas. (ase)