Kim Jong-un Eksekusi Mati Panglima Militer Korut
- REUTERS/ KRT via Reuters TV
VIVA.co.id – Panglima Angkatan Bersenjata Korea Utara, Ri Yong-ho, dipastikan tewas dengan cara dieksekusi pada 2012. Ia tewas lantaran tertangkap basah 'curhat' berkeluh kesah atas kepemimpinan Kim Jong-un melalui sambungan telepon yang telah disadap.
Hal itu diungkapkan oleh mantan Wakil Duta Besar Korea Utara untuk Inggris yang membelot ke Korea Selatan, Thae Yong-ho, seperti dikutip situs Sputniknews, Senin, 9 Januari 2017.
"Marsekal Ri Yong-ho menjabat pimpinan militer Korea Utara sejak 2009 hingga Juli 2012. Namun, tiba-tiba Ri dipecat dari Partai Buruh karena 'sakit'. Padahal, ia ditahan di rumah tahanan untuk selanjutnya dieksekusi mati," kata Thae.
Meski begitu, belum ada pengumuman resmi terkait tewasnya Ri oleh pemerintah Korea Utara. "Para pejabat Korea Utara harus berhati-hati kalau mau 'curhat' melalui telepon karena risiko untuk disadap. Saya yakin dia (Ri) sudah dieksekusi karena penyadapan," ungkapnya.
Ri terekam mengeluh sekaligus mengkritik kebijakan Jong-un untuk melakukan reformasi dan liberalisasi negara. Ayah Jong-un, Kim Jong-il, juga tahu bahwa reformasi akan membawa negeri ini menjadi lebih baik, namun ia tidak mampu melaksanakannya.
Menurut Thae, Ri mengucapkan kata bodoh kepada Jong-un dan meragukannya kalau ia bisa membawa Korea Utara ke arah yang lebih baik. "Inilah yang menyebabkan Ri kehilangan segalanya," papar dia.
Berdasarkan catatan, setidaknya tiga petinggi militer telah dieksekusi di bawah kepemimpinan Jong-un. Meskipun tidak ada konfirmasi resmi, tiga kepala militer ini adalah Ri Yong-ho pada 2012, Hyon Yong-chol pada 2015 serta Ri Yong-gil pada Februari 2016.
Selain tiga pejabat militer, sebuah laporan menyebutkan bahwa 70-340 orang yang dekat dengan lingkaran Jong-un, tewas menggenaskan, termasuk pamannya sendiri, Jang Song-thaek, yang dieksekusi pada 2013.