AS Dukung Pembicaraan Damai di Suriah
- REUTERS/Brian Snyder
VIVA.co.id – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan AS akan mendorong pembicaraan damai di Suriah yang sedang dipersiapkan oleh Rusia, pada akhir bulan ini di Astana, Ibukota Kazakhstan. Pembicaraan ini diharapkan dapat segera menghasilkan langkah menuju perdamaian.
"Kami sangat mendorong dan mendukung pertemuan di Astana. Kami berharap pertemuan ini bisa menghasilkan langkah ke depan dan menciptakan perdamaian di Suriah," ujar Kerry, seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat 6 Januari 2017.
Pada 26 Desember 2016, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya bersama Iran, Turki dan Presiden Suriah Bashar al Assad telah sepakat untuk mengadakan pembicaraan perdamaian di Astana. Meski demikian, tanggal pelaksanaan pertemuan ini belum ditetapkan.
Namun, Kerry menilai perjanjian gencatan senjata bulan lalu pada 30 Desember yang ditengahi oleh Rusia dan Turki mengalami kesulitan dan berbagai pelanggaran. "Pertempuran masih terus terjadi, ini sulit dan rezim Assad tampaknya masih memainkan kartu yang sama seperti sebelumnya," ujar Kerry.
Setelah beberapa upaya gencatan senjata yang gagal diupayakan oleh Kerry dan Lavrov, namun Amerika menyatakan tetap mendukung pembicaraan damai di Suriah. Belum diketahui apakah Amerika akan menghadiri pembicaraan di Astana.
Seperti diketahui, Rusia dan Iran merupakan pihak yang mendukung pemerintahan Assad. Sementara Turki, yang juga menjadi anggota NATO, sejak lama mendukungnya mundurnya Assad dari pemerintahan. Meski demikian, pada akhirnya ketiga negara ini sepakat untuk memerangi terorisme dan bukan untuk menghapus pemimpin Suriah dari jabatannya.
Dua minggu jelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Barack Obama, Kerry mengatakan, tidak jelas apa pendekatan baru terkait kebijakan luar negeri di bawah kepemimpinan presiden terpilih Donald Trump.
"Tidak ada yang bisa memprediksi apa pilihan yang akan dilakukan oleh pemerintahan yang baru. Sekarang kita hanya bisa menunggu dan melihat apa pilihan yang mereka buat," ujar Kerry.
Trump telah menominasikan Rex Tillerson, mantan presiden Exxon Mobil, sebagai Menteri Luar Negeri AS, meski rumor ini belum dapat dikonfirmasi kebenarannya.