Merkel Sebut Terorisme Islam Sebagai Ujian Terberat
- Reuters/Stefanie Loos
VIVA.co.id – Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengakui terorisme Islam adalah ujian terberat bagi negaranya. Ia bersumpah akan mengetatkan undang-undang yang akan meningkatkan keamanan.
Pernyataan tersebut disampaikan Merkel saat menyampaikan pidato akhir tahun, Sabtu, 31 Desember 2016. Melalui pidatonya, Merkel mengatakan partainya, CDU, akan membuat platform untuk melindungi keamanan nasional Jerman. Langkah-langkah itu akan dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan keamanan Jerman. Terutama setelah sejumlah aksi terorisme terjadi di Jerman.
Merkel, dalam pidatonya, menyindir pemimpin partai AfD yang berulangkali menyindir kebijakan Merkel soal pengungsi. Menjelang pemilu, popularitas Merkel menurun, terutama setelah dia menolak membatasi jumlah pengungsi yang masuk ke Jerman. Merkel menegaskan, pengungsi yang sudah berada di Jerman berhak diperlakukan seperti warga lainnya.
"Parlemen yang lebih memilih untuk fokus pada kepentingan beberapa orang, dan bukan kepentingan seluruh warga, menunjukkan adanya distorsi dalam parlemen tersebut," ujarnya.
Ia mengakui terorisme Islam sebagai ujian terberat. Namun sejauh ini belum ada rencana untuk menghentikan arus pengungsi yang masuk ke Jerman.
Aksi teror di Jerman terjadi pada 19 Desember 2016, saat seorang pencari suaka asal Tunisia menabrakkan truk ke kerumunan orang yang sedang berbelanja di pasar malam menjelang Natal. Kelompok militan ISIS lalu mengaku bertanggung jawab atas aksi yang menewaskan 12 orang dan melukai puluhan lainnya tersebut.
Pelaku akhirnya ditembak mati oleh polisi Italia di Milan pada 23 Desember. Kepolisian Jerman masih terus menyelidiki, apakah pelaku memiliki jaringan dengan kelompok Islam militan.