Mayat Muslim Rohingya Ditemukan Tanpa Kepala di Sungai
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Sesosok mayat tanpa kepala ditemukan mengambang di sungai di Myanmar. Mayat berjenis kelamin pria tersebut diduga seorang Muslim dari etnis Rohingya yang pernah diwawancara media ketika berkunjung ke Rakhine.
Berdasarkan laporan dari situs Independent, Rabu, 28 Desember 2016, jenazah pria berusia 41 tahun itu ditemukan pada Jumat pagi pekan lalu, beberapa hari setelah ia melakukan kontak dengan sejumlah reporter dari media Burmese.
Kepala Kepolisian Kota Maungdaw, Kolonel Thet Naing, yang melakukan identifikasi korban, mengatakan sebelumnya Burmese terlihat melakukan wawancara dengan korban dalam sebuah tur media yang diadakan oleh pemerintah Myanmar.
"Kami mendengar laporan tentang penemuan sesosok mayat tanpa kepala. Kami telah melakukan konfirmasi kepada penduduk setempat dan membenarkan bahwa mayat itu adalah salah satu anggota keluarga yang hilang," kata Naing.
Pemerintah dan Kepolisian Negara Myanmar enggan berkomentar tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematiannya. Namun, pihak berwenag mengaitkan pembunuhan itu dengan pemerintahan Aung San Suu Kyi.
Tur tersebut membawa beberapa wartawan media lokal dan media asing untuk menyusuri Negara Bagian Rakhine. Pemenggalan kepala korban disinyalir karena ia telah menceritakan segala sesuatunya kepada Burmese tentang aksi represif militer Myanmar.
Korban juga diduga membeberkan informasi tentang penduduk desa setempat yang terlibat dalam banyak serangan. Pihak keluarga korban menyesalkan adanya otoritas yang membuntutinya selama tur media berlangsung.
Mereka mengatakan polisi menerima laporan orang hilang pada Kamis, sehari sebelum mayat pria yang tidak disebutkan namanya ini ditemukan di pinggir sungai. Mereka melaporkan jika salah satu anggota keluarga menghilang semenjak para jurnalis memawancarainya.
Sebelumnya, pada Senin, seorang pria ditemukan tewas dengan luka tusukan di tubuh. Pemerintah menganggap kasus ini sebagai pembunuhan kedua Muslim Rohingya dalam waktu kurang dari seminggu.
Seorang pemimpin Rohingya, yang meminta untuk tidak diungkap identitasnya karena takut akan pembalasan, mengatakan banyak Muslim yang skeptis tentang anggota pemerintah pemenggal kepala.