PBB Resolusi Israel, Setop Bangun Permukiman di Palestina
- Reuters
VIVA.co.id – Amerika Serikat mempersilakan Dewan Keamanan PBB untuk mengadopsi resolusi yang menuntut diakhirinya pembangunan permukiman Israel, Jumat, 23 Desember 2016, waktu AS atau Sabtu, 24 Desember 2016 WIB.
Dilansir kantor berita Reuters, keputusan tersebut bertentangan dengan desakan dari sekutu Israel dan Presiden AS terpilih Donald Trump agar Washington menggunakan hak veto terhadap resolusi PBB yang disebut-sebut merugikan Israel itu.
Opsi abstain yang diambil AS berarti membuka jalan bagi Dewan Keamanan PBB untuk menyetujui resolusi itu. Dalam pemungutan suara, didapati 14 suara pendukung yang menyetujui resolusi.
Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power, mengatakan bahwa negaranya tidak menggunakan hak veto karena resolusi itu mencerminkan fakta di lapangan.
"Resolusi itu mencerminkan fakta di lapangan dan konsisten terhadap kebijakan AS, baik pemerintahan Republik maupun Demokrat," kata Samanta.
Israel menolak
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan negaranya menolak resolusi anti-Israel tersebut. Netanyahu merupakan orang yang memperluas permukiman Yahudi di wilayah yang direbut oleh Israel dalam perang tahun 1967 dengan Arab.
"Israel menolak resolusi anti-Israel ini di PBB dan tidak akan mematuhi ketentuan-ketentuannya," ujar Netanyahu.
Mantan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyambut baik resolusi itu. Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, menyerukan Israel agar menghormati hukum internasional. Namun, Netanyahu langsung menjawab seruan itu dengan keras.
"Ketika Dewan Keamanan tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan pembantaian setengah juta orang di Suriah, bukankah itu memalukan demokrasi sesungguhnya di Timur Tengah, Israel, dan menyebut negara barat sebagai penjajah."
Keputusan AS menjadi polemik baru karena ini terjadi hanya beberapa minggu sebelum Obama mengakhiri delapan tahun masa jabatanya sebagai presiden. Atas keputusan itu, Israel dikabarkan menerima bantuan militer tahunan AS sejumlah 3 miliar dollar Amerika.
Pilihan AS itu dipandang sebagai salam perpisahan Obama untuk Benjamin Netanyahu yang diisukan memiliki hubungan sengit. Netanyahu dicap sebagai orang yang gagal dalam menciptakan perdamaian antara Palestina dan Israel.
Obama disebut-sebut menghadapi tekanan dari anggota parlemen AS, baik dari Partai Demokrat dan dari Partai Republik yang menginginkan AS memveto resolusi itu. Obama juga sempat disindir oleh kritikus bipartisan setelah pemungutan suara.
Trump yang dilantik 20 Januari 2017, mengambil langkah luar biasa sebagai Presiden AS terpilih. Sebelum menjabat, Trump dinilai mampu mengintervensi persoalan sensitif kebijakan luar negeri. Di akun Twitter pribadinya, Trump menuliskan pesan ke PBB, bahwa hal berbeda juga akan terjadi setelah 20 Januari.
As to the U.N., things will be different after Jan. 20th.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 23 Desember 2016
"Hanya ada satu presiden pada satu waktu," Ben Rhodes, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan kepada wartawan terkait kritik Trump.
Selama puluhan tahun, Israel telah membangun permukiman Yahudi di wilayah yang direbutnya dalam perang tahun 1967 dengan Arab, termasuk West Bank, Gaza dan Yerusalem Timur. Sebagian besar negara-negara di dunia menilai permukiman Israel di West Bank dan Yerusalem Timur adalah ilegal karena menghambat terciptanya perdamaian. (ase)