Kematian Dubes di Turki Tak Hentikan Rusia Perangi Terorisme
- Reuters/Umit Bektas
VIVA.co.id – Duta besar Rusia untuk Indonesia menyampaikan pernyataannya terkait meninggalnya dubes Rusia untuk Turki. Dalam konferensi pers yang digelar di kediamannya, di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Dubes Rusia untuk Indonesia Mikhail Galluzin mengungkapkan kesedihannya atas pembunuhan Andrei Karlov di Ankara, Turki.
Penembakan yang terjadi di galeri seni Ankara pada Senin lalu, menurut Galluzin, dianggap sebagai sebuah upaya penggagalan kebijakan Rusia dalam memberantas aksi teroris dunia. Hal tersebut, kata Galluzin, disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin setelah Dubes Andrey dinyatakan meninggal.
Selain itu, dia memastikan serangan tersebut merupakan percobaan perusakan hubungan bilateral antara Turki dan Rusia, sehingga ada pihak yang menginginkan hal itu tidak terealisasi. "Kami yakin, serangan teroris itu telah direncanakan dan bertujuan untuk menggagalkan upaya kami untuk memberantas teroris di Aleppo timur," ujar Galluzin, Rabu, 21 Desember 2016.
"Andrey Karlov telah memberikan banyak kontribusi di Turki dan disinyalir ada pihak yang menginginkan rusaknya hubungan bilateral antara Rusia dan Turki. Mereka ingin Rusia membatalkan kebijakan tetapnya," ujar Galluzin.
Di samping itu, Galluzin mengaku jika kejadian nahas tersebut merupakan upaya tersangka untuk mengonsolidasi masyarakat dunia. Mengingat akhir-akhir ini, banyak negara yang ingin bergabung dengan Rusia untuk melawan terorisme, tak hanya di Suriah, namun juga di seluruh dunia.
"Untuk diketahui, kematian tragis kolega kami dan aksi teror yang terjadi secara bersamaan di berbagai tempat di dunia, tidak akan menghentikan konsistensi Rusia untuk memberantas teroris kelas dunia," ucap Galluzin.
"Kami akan semakin menunjukkan sikap tegas dan akan tetap melanjutkan kebijakan itu atas inisiatif Presiden Putin, serta berdasarkan hukum internasional yang ditetapkan," kata Galluzin.