Uni Eropa Sepakat Perpanjang Sanksi untuk Rusia
- REUTERS
VIVA.co.id – Uni Eropa sepakat untuk memperpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia hingga pertengahan 2017. Proses formal perpanjangan sanksi yang meliputi sektor energi dan keuangan ini rencananya akan berlangsung awal pekan depan.
Meski demikian, beberapa pihak menganggap perpanjangan sanksi ini tak cukup panjang, mengingat akan adanya pengurangan tekanan pada Moskow di bawah kepemimpinan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump.
"Beberapa rekan berharap, perpanjangan sanksi ini berlaku untuk 12 bulan ke depan. Tetapi, berdasarkan format yang telah kami jalankan sebelumnya, sanksi hanya bisa diperpanjang hingga enam bulan," kata Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, yang dikutip Reuters, Jumat 16 Desember 2016.
Pemberlakuan sanksi ini dimulai sejak dilakukannya pencaplokan, atau aneksasi Rusia atas Ukraina di Krimea pada 2014, dan langkah Moskow yang kerap mendukung pemberontakan separatis di wilayah timur Ukraina.
Perpanjangan sanksi yang diperbarui selama enam bulan sekali ini dilakukan, karena Moskow mengatakan, pihaknya tidak akan pernah mengembalikan Krime kepada Ukraina. Konflik yang terjadi di Ukraina Timur, yang telah menewaskan 10 ribu orang pun tak kunjung selesai, meski telah dilakuan mediasi perdamaian dengan Jerman dan Prancis.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko pun menyambut baik keputusan perpanjangan sanksi tersebut. "Saya dengan tulus berterima kasih atas persatuan dan solidaritas dari para pemimpin Eropa, dalam memulihkan kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina, termasuk Krimea," ujarnya. (asp)