Pernah Membunuh, Presiden Duterte Berpotensi Dilengserkan

Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte.
Sumber :
  • REUTERS/Lean Daval

VIVA.co.id – Dua Anggota Parlemen Filipina, Senator Richard Gordon dan Leila de Lima menyatakan, Presiden Filipina Rodrigo Roa Duterte dilengserkan, atau impeachment atas kasus pelanggaran hak asasi manusia.

Filipina Keluar dari ICC, Duterte Ajak Negara-negara Lain

Kedua anggota parlemen tersebut terkejut, saat Duterte mengaku pernah membunuh penjahat dengan tangannya sendiri, ketika ia masih menjadi Wali Kota Davao.

Gordon, yang mengepalai Komite Keadilan Senat Filipina, mengungkapkan, Duterte telah membuka jalannya sendiri untuk menghadapi pelengseran. Ia juga menyebut, tindakan Duterte adalah aksi main hakim sendiri.

Warga Katolik Filipina Tolak Perang Narkoba Ala Duterte

Sementara itu, de Lima adalah seorang kritikus yang menentang keras pernyataan Duterte dan menyebut pengakuan presiden fenomenal itu bisa menjadi landasan parlemen untuk secepatnya dilengserkan.

"Itu merupakan pengkhianatan atas kepercayaan publik dan kejahatan besar, karena pembunuhan massal. Ini, tentu masuk dalam kategori tindak kriminal nomor satu. Dan, tindak kriminal nomor satu adalah dasar untuk pemakzulan sesuai konstitusi," kata de Lima, seperti diberitakan oleh Reuters, Kamis 15 Desember 2016.

131 Organisasi Protes, Apple Hapus Game Sadis Duterte

Namun, sisi lain, sekutu Duterte di parlemen menentang keras upaya pelengseran. Selain kebijakan antinarkobanya yang menuai kecaman dari dunia internasional, Durterte kerap menimbulkan kehebohan dengan melontarkan kalimat-kalimat kontroversial.

Pengakuan tersebut disampaikan dalam sebuah pidato pada Senin malam lalu, di hadapan para pebisnis, saat membahas kampanye antinarkoba yang digelarnya. "Di kota Davao, saya pernah melakukannya (membunuh) secara personal. Hal itu saya lakukan, untuk menegaskan kepada polisi kalau saya bisa melakukannya. Tentu, mereka harus bisa juga," kata Duterte.

"Saya juga senang bersepeda mengelilingi Davao, berpatroli di jalanan, lalu mencari masalah. Saya memang mencari konfrontasi, agar saya bisa membunuh," tuturnya. (asp)

Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sakit Keras, Presiden Duterte Ogah Mundur dari Jabatan

Dia sempat mengambil cuti mendadak.

img_title
VIVA.co.id
7 Oktober 2018