Jepang Tawarkan Bantuan Hadapi Bencana Dadakan
- REUTERS / Toru Hanai
VIVA.co.id – Indonesia yang berada di jalur Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik membuatnya kerap mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi. Hal tersebut menjadi fokus pemerintah Indonesia, bagaimana caranya agar Indonesia sigap dalam mencegah terjadinya kerusakan fatal akibat bencana alam.
Dalam sambutan simposium Hari Tsunami Dunia (World Tsunami Awarness Day 2016), anggota Parlemen Majelis Rendah Jepang, Fukui Teru, menyatakan Indonesia dan Jepang dinilai memiliki kemiripan tipe bencana alam, yaitu kerap terjadi gempa, gunung api meletus, dan beberapa kali tsunami. Untuk itu, diperlukan adanya kesiagaan dari pemerintah dan masyarakatnya dalam mengantisipasi datangnya bencana itu.
"Kita harus bisa memberlakukan kebersamaan, teknologi, dan kerja sama dalam menghadapi ancaman tsunami," ujarnya di hadapan peserta simposium, Kamis, 15 Desember 2016 di Jakarta.
"Kita harus lebih waspada. Jepang ingin membantu Indonesia dalam pencegahan itu, karena kami melihat Indonesia sangat rentan gempa dan tsunami. Maka dari itu, saya ingin berbagi di sini, menyakurkan bantuan dan kerja sama, bagaimana bencana itu bisa kami antisipasi," lanjutnya.
Pengalaman menghadapi dahsyatnya bencana dan kesadaran akan ancaman gempa, membuat pemerintah dan masyarakat negeri matahari terbit itu melakukan persiapan matang untuk menghadapinya. Hampir setiap hari, kata Fukui, Jepang diguncang gempa mulai dari skala sangat rendah hingga skala tertinggi, terakhir adalah gempa Fukushima.
Sedangkan di tiap tahunnya, negeri bunga sakura ini dihantam badai topan. Meski memiliki lebih dari 100 gunung berapi, Jepang terus mengembangkan teknologinya untuk mempersiapkan datangnya bencana.
"Kami terus berupaya mengembangkan teknologi di negara kami agar saat gempa atau tsunami terjadi, kerusakan yang ditimbulkan kecil. Kewaspadaan dan kesiagaan masyarakat juga kami tingkatkan dengan memberi pelatihan serius dan simulasi rutin," papar Fukui yang juga anggota partai LDP Jepang.
"Pemerintah hanya ingin melindungi rakyatnya dari bencana sebagai wujud pertanggungjawaban negara. Selain itu, Indonesia bisa membangun tanggul di sungai-sungai, membangun tembok pelindung banjir, longsor, bahkan tsunami di pinggir pantai seperti yang Jepang lakukan," ucap pria berusia 63 tahun ini.
Fukui juga mengatakan, utamakan perlindungan pada gedung sekolah dan rumah sakit, karena keduanya merupakan fasilitas publik yang vital.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan penanaman kultur antisipasi bencana di Indonesia sangat penting, sehingga saat Indonesia dilanda bencana seperti tsunami dan gempa bumi, masyarakat sudah terdidik dan tau cara mengantisipasinya.
"Awareness ini artinya kesiapan atau kehati-hatian, jadi yang kita harapkan adalah memasyarakatkan persiapan apabila ada bencana. Persiapan diri mendidik," kata JK di tempat dan hari yang sama.