Jokowi Incar Perdagangan Langsung dengan Iran
- Antara/Puspa Perwitasari
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia dan Iran sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang ekonomi. Pada kunjungannya ke Iran kemarin, Presiden Joko Widodo membicarakan rencana peningkatan perdagangan. Nilai perdagangan Indonesia-Iran terus mengalami penurunan selama lima tahun terakhir.
"Perdagangan antara kedua negara terus menunjukkan penurunan. Pada tahun 2015, perdagangan kedua negara hanya mencapai angka US$300 juta dan ini angka yang kalau kita bandingkan dari angka 2011, maka di tahun 2011 kita sempat mencapai nilai perdagangan US$1,8 miliar," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, melalui keterangan tertulisnya, Kamis, 15 Desember 2016.
Sejumlah langkah terobosan akan dilakukan Presiden Joko Widodo guna meningkatkan produksi ekspor tanah air yang melimpah, seperti kertas, kopi, dan cocoa.
Presiden juga mencoba untuk menjajaki adanya direct trade atau perdagangan langsung dengan Iran, sehingga produk Indonesia dari segi harga menjadi lebih kompetitif jika tidak melalui pihak ketiga.
Sementara itu, dalam bidang energi dan migas, salah satu kerja sama yang disepakati adalah mengenai pengelolaan bersama dua ladang minyak di Ab-Teymoura dan Mansouri serta kerjasama pembangunan refinery berkapasitas 300 ribu barel dengan nilai investasi sekitar US$5 miliar.
"Ada satu patungan yang akan dijalankan untuk membangun refinery atau pengolahan minyak mentah menjadi minyak jadi di daerah Jawa Timur itu antara perusahaan minyak Iran dengan pihak swasta di Indonesia. Jadi bagi Indonesia ini B2B (Business to Business) menurut saya ini bagus sekali, tadi Bapak Presiden juga sangat apresiasi," ucap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan yang turut mendampingi Presiden Joko Widodo. (ase)