Evakuasi Warga dari Aleppo Belum Bisa Dilakukan

Seorang bocah berjalan di antara bangunan yang runtuh akibat serangan udara di Aleppo Suriah 17 November 2016. Menurut PBB, Aleppo telah menjadi kuburan massal.
Sumber :
  • REUTERS/Abdalrhman Ismail

VIVA.co.id – Sebuah kesepakatan telah dicapai untuk mengevakuasi warga sipil dan pejuang oposisi yang berada di distrik timur kota Aleppo, Suriah. Kesepakatan itu memberi harapan hidup kepada sejumlah rakyat yang mendiami Aleppo timur.

Tragedi Dunia, Bayi Muhammad Wafat Akibat Perang Horor Rusia

Diberitakan oleh Guardian, 14 Desember 2016, warga setempat mengatakan kepada PBB telah mengalami krisis kemanusiaan brutal selama pasukan setia Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mengamuk di wilayah tersebut dan membawa pembunuhan di luar hukum. Akan tetapi beberapa laporan dari Suriah mengatakan belum ada yang bisa meninggalkan Aleppo. Seorang juru bicara kelompok pemberontak Ahrar al-Sham mengatakan evakuasi bisa saja dilakukan sejak Selasa dini hari,  namun hingga pagi, tak ada yang bisa meninggalkan wilayah tersebut. Bahkan dikabarkan, sebuah laporan menyarankan agar warga sipil jangan dulu meninggalkan Aleppo.

Seorang pejabat militer Suriah mengatakan evakuasi dimulai pada hari Rabu pukul lima pagi waktu setempat. Namun kenyataannya, pada pukul 06:30, belum ada seorangpun pengungsi yang meninggalkan kota ini. Menurut ketentuan kesepakatan, negosiasi antara inteligen Turki dan militer Rusia, gencatan senjata mulai berlaku pada hari Rabu pukul 18.00 waktu setempat. Segera setelah itu, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, menyatakan bahwa pertempuran telah berakhir. "Menurut informasi terbaru yang kami terima dalam satu jam terakhir, aksi militer di Aleppo Timur telah usai," katanya kepada para wartawan di New York.

Konspirasi Jahat Pangeran Arab ke Rusia Terbongkar, CIA Marah Besar

Pejabat senior Turki mengabarkan kepada kantor berita Ankara dan Moskow, pihaknya akan bertindak sebagai jaminan perjanjian, yang mengizinkan warga sipil dan pemberontak bersenjata ringan untuk meninggalkan Aleppo ke provinsi Idlib. "Begitu mereka menginjakkan kakinya di Idib, mereka akan benar-benar bebas dari relokasi," ujarnya.

Sementara itu, pernyataan resmi dari pemberontak Nour al-din al-Zenki dan Ahrar al-Sham, dua kelompok oposisi kuat yang berada di Aleppo, menegaskan kesepakatan untuk mengevakuasi warga. Namun, masih ada kebimbangan kemana seharusnya pihak oposisi harus pergi. Mereka hanya mengatakan jika mereka akan diangkut ke pedesaan barat Aleppo.

Biadab, Pesawat Militer Rusia Tembaki Anak-anak Suriah utara

"Kesepakatan telah dicapai untuk mengevakuasi warga Aleppo yang terluka dan oposisi bersenjata ringan dari kabupaten yang terkepung di Aleppo timur," ujar Yasser al Youssef, juru bicara Nour al-din al-Zenki.

Sekjen PBB, Ban Ki-moon, menyikapi Dewan Keamanan di Aleppo pada Selasa malam. Ia mengatakan jangan lekas percaya jika kemajuan militer dapat memecahkan krisis Suriah dan menyerukan agar mengakhiri kekerasan oleh semua pihak.

Evakuasi di Aleppo timur berarti oposisi akan menyerahkan seluruh kota, bekas ibukota komersial Suriah kepada rezim Assad, dan menyerahkan kubu  terakhir di mana mereka menyerang secara aktif.

VIVA Militer : Tank pasukan Rusia di Suriah menghancurkan markas militan Suriah

Militer Rusia dan Suriah Hancurkan Rumah Sakit Darurat Militan Suriah

Aliansi militer Rusia dan Suriah juga ledakkan gudang senjata di Hama

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2020