Ribuan Orang Serang Jemaah Ahmadiyah di Pakistan
- REUTERS/Hazrat Ali Bacha
VIVA.co.id – Ribuan demonstran menyerbu sebuah masjid milik kelompok Ahmadiyah di provinsi Punjab Pakistan pada hari Senin, 12 Desember 2016. Mereka menembaki jemaah dan melukai beberapa di antaranya, sebelum polisi akhirnya membubarkan para demonstran.
Dilaporkan oleh Reuters, sekitar dua ribu Muslim Sunni memasuki masjid Ahmadiyah secara paksa ketika para jemaah Ahmadiyah tengah menggelar peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad. Mereka melempari batu, kerikil, bahkan menembaki masjid dengan senjata api. Serangan ini tetap dilakukan meski sempat terjadi perlawanan dengan polisi yang berjaga di sekitarnya.
Serangan tersebut dipicu atas dugaan kaum Ahmadiyah yang mempercayai bahwa seorang nabi hadir setelah Nabi Muhammad, sebagai pendiri Islam. Namun pandangan itu bertentangan dengan keyakinan asli agama Islam yang memegang teguh bahwa Muhammad adalah nabi terakhir utusan Allah.
"Polisi telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghentikan para penyerang, namun gagal karena lokasi sempit," ujar Malik Nawaz, polisi yang bertanggung jawab atas wilayah Choa Saiden Shah di mana serangan itu terjadi.
"Kemudian, pejabat tinggi mendatangi langsung tempat kejadian perkara dengan membawa pasukan lebih banyak dan mengejar mereka," imbuhnya.
Pihak berwajib, kata Malik, akan menyidangkan kasus penyerangan ini setelah menerima keluhan resmi dari komunitas Ahmadiyah. Seorang juru bicara kelompok Ahmadiyah mengatakan masjid ini dibangun oleh masyarakat pada tahun 1860 dan selalu digunakan sejak saat itu. Para penyerang kemungkinan menyerang masjid karena mereka mencurigai jemaah melanggar hukum dengan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad.
"Hari ini massa menyerang tempat ibadah, melemparkan batu dan menembaki. Polisi tidak bisa menghentikan mereka karena kekurangan personel," Saleemuddin, juru bicara kaum Ahmadiyah Pakistan memberi keterangan kepada Reuters.
Serangan tersebut terjadi hanya seminggu setelah Pakistan mengganti nama sebuah universitas tempat belajar fisikawan Abdus Salam, pemenang Nobel pertama, setelah lebih dari 30 tahun tidak mengakui prestasinya karena ia adalah kelompok minoritas Ahmadiyah,
Salam, Muslim pertama yang mendapat penghargaan ilmu pengetahuan, dimakamkan di kota Pakistan Rabwah, pusatnya kaum Ahmadiyah, di mana batu nisan Salam dirusak oleh otoritas lokal yang menghapus kata "Muslim" dari sebuah prasasti yang menyebutnya "Muslim pertama pemenang Nobel".
Ahmadiyah telah berulang kali menjadi sasaran kekerasan oleh demonstran militan dan kasus ini kerap dibawa ke pengadilan atas tuduhan penghujatan. Pada tahun 1974, undang-undang Pakistan menyatakan Ahmadiyah sebagai umat non-Muslim dan pada tahun 1984, undang-undang baru memungkinkan untuk memenjarakan kaum Ahmadiyah apabila mereka menyamar sebagai seorang Muslim atau menyinggung perasaan seorang Muslim.