China Terbangkan Pesawat Nuklir di Laut China Selatan
- Reuters
VIVA.co.id – China menerbangkan pesawat pembom berkemampuan nuklir di luar perbatasan untuk pertama kalinya, sebagai bentuk unjuk kekuatan setelah Presiden AS terpilih Donald Trump melakukan panggilan telepon dengan Presiden Taiwan pekan lalu.
Panggilan telepon selama 10 menit dengan Presiden Tsai Ing-wen adalah yang pertama kali dilakukan oleh seorang presiden terpilih AS, atau sejak Presiden Jimmy Carter mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 1979. Tindakan ini pun memicu protes keras dari Beijing.
Dilansir Independent, Senin 12 Desember 2016, AS pertama kali mengadopsi kebijakan "One China" pada 1972 setelah pertemuan antara Richard Nixon dan Mau Tse-tung, dan kemudian disahkan oleh Presiden Jimmy Carter.
Berdasarkan kebijakan itu, AS tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan dan mengakui Beijing sebagai perwakilan China. Dalam hal ini, China menganggap Taiwan sebagai negara pemberontak.
Pesawat pembom Xian H-6 terbang di sepanjang nine dashed line sekitar Laut China Selatan pada pekan lalu. Beberapa pejabat AS mengatakan pesawat tersebut melewati sejumlah pulau yang disengketakan.
Xian H-6 merupakan versi China dari Tupolev Tu-16 jet bomber milik Rusia dan telah digunakan China dalam tes penjatuhan perangkat nuklir.
Beberapa waktu lalu, melalui akun Twitter, Trump mengkritik kebijakan Beijing termasuk pembangunan kompleks militer besar-besaran di tengah wilayah Laut China Selatan.
Sebelumnya, Kepala Komando Pasifik AS berulang kali memperingatkan mengenai pembangunan militer China di wilayah tersebut selama setahun terakhir. Citra satelit juga menunjukkan China tengah mempersiapkan kapal yang dilengkapi dengan rudal, untuk menjaga pulau-pulau yang diperebutkan.