Anak-anak Korban Konflik Sudan Diajari Balap Kelereng
- Pusat Penerangan TNI
VIVA.co.id - Anak-anak korban perang saudara akibat konflik antarsuku di Sudan diperkenalkan dan diajari lomba balap kelereng oleh prajurit TNI yang bertugas sebagai Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di negara itu. Mereka adalah para pelajar Madrasah Dzi Nurain di wilayah Ardhamata, Darfur Barat.
Lomba balap kelereng ialah permainan tradisional Indonesia yang lazimnya dilombakan sebagai rangkaian kegiatan perayaan Tujuh Belasan atau Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tiap 17 Agustus.
Tiap peserta menggigit pangkal sendok yang di ujungnya terdapat satu kelereng. Masing-masing harus berjalan cepat setengah berlari namun menjaga kelereng agar tidak jatuh. Pemenang ditentukan berdasarkan jumlah kelereng yang terkumpul dalam ember.
Permainan itu sebagai sarana pendekatan psikologis guna menghilangkan gejala traumatik para pelajar korban konflik berkepanjangan antarsuku di Sudan. Mereka juga diberikan bantuan berupa busana muslim, kitab Alquran, alat-alat tulis, dan kemeja batik.
Kunjungan Pasukan Garuda itu bertujuan menjalin silaturahmi serta sebagai sarana diplomasi dengan masyarakat Sudan. Para pelajar dan guru mengaku senang karena itu adalah kali pertama mereka dikunjungi Pasukan Perdamaian PBB.
“Saya sangat senang ketika Pasukan Garuda masuk ke kelas-kelas; memberikan bantuan berupa baju muslim, Alquran, alat tulis, dan batik serta mengajak pelajar di sini untuk bermain bersama,” kata Ruqoiyah Muhammad, Kepala Sekolah Madrasah Dzi Nurain, seperti dikutip dari siaran pers Pusat Penerangan TNI yang diterima VIVA.co.id pada Kamis, 8 Desember 2016.
Kapten Sus Bahrul Ulum, mewakili Komandan Pasukan Garuda, Letnan Kolonel Infanteri Singgih Pambudi Arinto, mengatakan bahwa mereka telah hampir setahun bertugas sebagai Pasukan Perdamaian PBB di Darfur, Sudan. Mereka juga beberapa kali menggelar kegiatan serupa, termasuk pelayanan kesehatan dan pembangunan masjid, di Darfur.
“Dengan pemberian bantuan tersebut, diharapkan dapat terjalin hubungan persaudaraan yang baik antara Pasukan Garuda dengan penduduk lokal,” kata Bahrul.
Prajurit TNI yang bertugas di Darfur bernama resmi Pasukan Garuda Satgas Batalion Komposit TNI Kontingen Garuda XXXV-B/Unamid (United Nations Mission in Darfur). Pasukan berjumlah 800 personel dan sebagian besar dari Komando Daerah Militer VI/Mulawarman. Mereka adalah satgas kedua TNI yang bertugas untuk misi PBB di Sudan.
Pasukan Indonesia ditempatkan di dua UN Camp, yaitu Markas Batalion serta Kompi Bantuan dan tiga Kompi Senapan di Supercamp Secwest Unamid di El Geneina dan satu Kompi Senapan Berdiri Sendiri di Masteri Camp.