Sistem Pendingin di Fukushima Sempat Mati dan Meleleh

Area reaktor nuklir milik Jepang di Fukushima.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Pendinginan bahan bakar dengan injeksi air, di dalam reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi, meleleh. Sistem kerja mesin sempat berhenti sesaat.

Muslim Indonesia Beri Bantuan Korban Kebakaran Fukushima

Insiden ini disinyalir terjadi pada Senin, 5 Desember 2016. Pihak berwenang menduga lantaran adanya human error. Operator pabrik, Tokyo Electric Power Company, mengatakan, sistem alarm diaktifkan sekitar pukul 10.00 waktu setempat ketika pompa air di reaktor nomor tiga ditutup.

Diberitakan dalam NHK World, investigasi internal mengemukakan seorang pekerja tanpa sengaja menekan sakelar pompa menggunakan sikunya. Akibatnya sistem kerja mesin terhenti sesaat dan pendingin bahan bakar meleleh.

China Tetap Lanjutkan Proyek Empat Reaktor Nuklirnya

Atas kejadian nahas itu, Tepco harus melanjutkan injeksi air dengan menggunakan pompa berbeda yang memakan waktu sekitar 1 jam. Utilitas memberi tahu pihak prefektur setempat dan daerah terdekat hanya dalam waktu satu menit sebelum kembali melanjutkan injeksi air.

Para pejabat Tepco mengatakan, mereka tidak mendeteksi perubahan suhu di bagian bawah reaktor atau tingkat radiasi di posko pemantauan di sekitar pabrik.

Radiator Nuklir Fukushima Mampu Bunuh Orang dalam Dua Menit

Insiden serupa juga terjadi pada Minggu malam, sistem pendingin sempat berhenti sementara waktu, ketika mengisi bahan bakar nuklir di reaktor pabrik nomor satu, dua, dan tiga, saat beberapa katup terbuka secara misterius.

Tepco mengklaim, hal tersebut adalah murni karena kesalahan manusia dan pihaknya akan melakukan yang terbaik untuk mencegah terulang kembali.

Sementara itu, seperti dikutip dari Japan Times, kini Tepco tengah dihadapkan dengan biaya besar yang berasal dari krisis nuklir di Fukushima pada 2011. Akibatnya, Tepco harus tetap berada di bawah pengawasan pemerintah lebih lama dari rencana awal.

Berdasarkan rencana saat ini, utilitas secara bertahap telah mengurangi keterlibatan pemerintah dalam pengelolaannya sejak April. Namun, dalam sebuah rapat paripurna, pemerintah mengusulkan opsi revisi tentang biaya kompensasi yang besar dan dekomisioning yang disertakan.

"Arah reformasi Tepco  sudah terlihat. Kami harus muncul dengan gambaran reformasi lebih rinci," kata Menteri Ekonomi, Perdagangan, dan Perindustrian, Hiroshige Seko saat pertemuan panel, Senin, 5 Desember 2016.

Pemerintah berusaha untuk membagi kegiatan utilitas ke dalam operasi bisnis, termasuk penjualan ritel dan pembangkit listrik, dan operasional Fukushima terkait dengan dekomisioning reaktor di pabrik nuklir yang dilanda bencana dan membayar kompensasi, yang mana akan tetap berada di bawah kontrol publik.

Pemerintah juga berupaya untuk bekerja sama dengan perusahaan listrik lainnya dalam mengaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklir Kashiwazaki-Kariwa Tepco di Niigata Prefecture. Pabrik ini didaulat akan menjadi sumber utama pendapatan.

Dengan keterlibatan utilitas lain, pemerintah berharap mampu menghilangkan keraguan publik terhadap Tepco. Sementara itu, dua reaktor di pabrik Kashiwazaki-Kariwa berada di bawah pengawasan keamanan regulator nuklir.

Ilustrasi Pembangkit nuklir.

Jepang Buang Satu Juta Ton Air Limbah Pabrik Nuklir Fukushima ke Laut

Kelompok lingkungan juga menentang pembuangan limbah nuklir itu.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2020