Diprotes China, Trump Ngoceh di Twitter
- REUTERS/Mike Segar
VIVA.co.id – Tak terima mendapat teguran dari China, Presiden AS terpilih Donald Trump mencerca China. Ia menuliskan cercaannya itu melalui akun Twitternya.
Kemarahan China pada Trump bermula dari telepon yang terjadi antara Trump dan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen. Ini adalah yang pertama kalinya seorang pemimpin AS atau yang akan menjadi pemimpin AS berbicara dengan pemimpin Taiwan sejak tahun 1979, saat ikatan formal antara AS dan Taiwan diputus setelah ada kebijakan "Satu China." Tindakan Trump ini membuat China mengajukan protes ke AS.
Melalui akun media sosial itu Trump menyinggung soal kebijakan moneter China dan tindakan mereka di Laut China Selatan. Trump menyinggung bahwa China tak pernah minta pendapat AS untuk mengambil kebijakan. "Apakah Cina bertanya pada kita, apakah oke kalau mereka mendevaluasi mata uang mereka? Dan apakah oke membangun kompleks militer besar-besaran," tulis Trump. "Saya kira tidak!" ujarnya menegaskan, seperti dikutip dari BBC, 5 Desember 2016.
Sebelumnya dalam berbagai kesempatan, AS mengecam langkah China yang mendevaluasi mata uang Yuan. AS berpendapat hal itu menguntungkan eksportir China secara tidak adil. AS juga menyerukan Beijing untuk menghentikan reklamasi di sekitar pulau-pulau dan karang yang diklaim oleh beberapa negara di Laut China Selatan. AS juga mengirimkan kapal Angkatan Laut AS ke kawasan itu.
China selalu berdalih, reklamasi tersebut dilakukan untuk tujuan sipil. Reklamasi yang dilakukan China menuai kemarahan dari Filipina, Jepang, Vietnam, Malaysia, dan Korea Selatan. Namun China bergeming. Negara itu tak pernah menggubris komplain yang disampaikan negara lain.
Menanggapi protes China, Gedung Putih mengatakan percakapan telpon tersebut tak menandakan pergeseran politik di AS. Kebijakan "Satu China" yang sudah disepakati sejak tahun 1979 itu tetap menjadi pegangan AS.
(mus)