Intelijen Rusia Endus Rencana Serangan Siber dari Ukraina

Ilustrasi mata-mata
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Badan Intelijen Luar Negeri Ukraina (SZRU) berencana melancarkan serangan siber sporadis untuk mengacaukan sistem keuangan Rusia pada Senin, 5 Desember 2016.

4,6 Juta Serangan ke Indonesia Berhasil Digagalkan

Menurut sumber di Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), seperti dikutip situs Sputniknews, Jumat, 2 Desember 2016, pihaknya mencatat penyelidikan menemukan server BlazingFast, sebuah perusahaan hosting milik Ukraina yang terletak di Belanda.

Rencananya, serangan siber akan dilakukan di sejumlah kota di Rusia yang disertai dengan pesan teks (short message service/SMS) massal serta publikasi jaringan sosial yang bersifat provokatif. Serangan-serangan tersebut diduga kuat mampu merusak sistem keuangan dan perbankan Rusia.

Perempuan Bergerak Lindungi Ruang Digital

"Kami menerima informasi tentang persiapan badan intelijen asing yang akan melakukan serangan siber skala besar mulai Senin besok. Serangan ini bermaksud mengacaukan sistem keuangan Rusia, termasuk kegiatan dari sejumlah bank-bank besar Rusia," kata sumber tersebut melalui sebuah pernyataan.

Meski begitu, lembaga intelijen yang dahulu bernama KGB ini telah mengambil langkah-langkah untuk menetralisir ancaman terhadap keamanan ekonomi dan informasi negara.

Pusat Operasi Keamanan Diluncurkan, Jaga-jaga Serangan Siber

BlazingFast sendiri telah mengonfirmasi bahwa mereka memiliki klien di Belanda dan berjanji untuk menyelidiki secara tuntas masalah ini. "Ya, kami memiliki (klien) di Belanda. Karena kami menerima laporan melalui telepon dan informasi ini telah muncul di suatu tempat. Kami akan mulai menyelidikinya," kata juru bicara BlazingFast.

Sebelumnya, pada Oktober lalu, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Badan Intelijen Nasional Amerika Serikat merilis pernyataan resmi yang menuduh Moskow berusaha mempengaruhi pemilihan presiden dengan membajak server milik DNC.

Pernyataan ini diikuti oleh serangkaian tuduhan resmi terhadap Rusia pada kasus pembajakan itu. Meski begitu, tuduhan tersebut tidak disertai bukti kuat.

Rusia membantah klaim AS dan mengatakan bahwa tuduhan Washington bagian dari upaya untuk mengalihkan perhatian pemilih negeri itu dari masalah yang sebenarnya.

Sedangkan pada bulan kemarin, Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut ada pembobol dari Rusia yang mencoba mengganggu pemilihan umum di Jerman pada tahun depan.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya