Calon Menhan AS Dijuluki 'Anjing Gila,' Ini Alasannya
- Reuters/Yuri Gripas
VIVA.co.id – Penunjukkan James Norman 'Mad Dog' Mattis (66) sebagai calon Menteri Pertahanan Amerika Serikat oleh Presiden Terpilih Donald Trump dinilai akan menjadi populer di kalangan militer negeri adi daya itu.
Sebab, pensiunan Korps Marinir (US Marines) berpangkat jenderal penuh ini dikenal memiliki pandangan yang kritis. Bahkan, Trump membandingkan Mattis dengan George Patton - jenderal legendaris AS semasa Perang Dunia II.
"Dia adalah sosok jenderal sejati," kata Trump, seperti dikutip situs BBC, Jumat, 2 Desember 2016.
Dijuluki 'Mad Dog' atau Anjing Gila, lantaran pengkritik keras kebijakan Timur Tengah di masa pemerintahan Presiden Barack Obama, khususnya terhadap Iran.
Ia bahkan menyebut Iran sebagai 'ancaman tunggal paling abadi bagi stabilitas dan perdamaian di Timur Tengah'.
Selain itu, Mattis pernah memimpin batalion tempur selama Perang Teluk I pada 1991 serta memimpin unit tempur khusus di wilayah selatan Afghanistan pada 2001.
Belum cukup. Mattis juga ambil bagian dalam invasi AS ke Irak dua tahun setelah Afghanistan, dan memainkan peran kunci dalam pertempuran di Fallujah pada 2004.
Donald Trump saat resmi menang pemilu di New York, AS (Reuters.com)
Menurut situs The Washington Post, Mattis pernah menghancurkan sistem pertahanan udara Libya saat negeri itu dipimpin rezim Moammar Ghadafi. "Ini akan menjadi operasi militer," kata Mattis, singkat.
Selain dikenal memiliki segudang prestasi di militer, dalam sebuah panel diskusi di San Diego pada 2005, Mattis pernah membuat pernyataan sensitif tentang perasaannya terhadap pengalaman bertempurnya selama dia berkarir.
"Sebenarnya cukup menyenangkan melawan mereka (musuh AS), Anda tahu, ini (perang) adalah bagasi neraka. Sangat menyenangkan menembaki beberapa orang. Saya akan berada di atas sana bersama Anda. Saya suka berkelahi," ucapnya.
Tak heran, ia salah satu pemimpin militer paling berpengaruh dari generasinya. Mattis pernah menjabat Komandan Komando Pusat AS dan Komite Angkatan Bersenjata Senat di Capitol Hill di Washington DC.
Namun, sebuah rintangan konstitusional bakal dihadapinya kalau Mattis benar-benar ditunjuk.
Di bawah Undang-Undang Amerika Serikat, seorang pensiunan militer harus keluar dari kedinasan setidaknya tujuh tahun sebelum bisa menjabat sebagai menteri pertahanan.
Karena Kongres saat ini dikuasai oleh Partai Republik, maka bukan suatu rintangan untuk merevisi UU dan melanggengkan Mattis untuk menempati pos barunya di Pentagon.
(ren)