Negaranya Dianggap Peretas oleh Jerman, Dubes Rusia Kaget
- VIVAnews
VIVA.co.id – Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin sempat terkejut ketika mendengar kabar Kanselir Angela Merkel menyebut Rusia berpotensi melakukan peretasan dan mengganggu pemilihan umum Jerman tahun depan.
"Saya baru tahu kanselir berkata seperti itu. Kalau benar dia mengatakan seperti itu, itu pasti propaganda dan itu kesalahan besar, sebuah kebohongan," ujar Dubes Galuzin ketika menjawab pertanyaan dari salah seorang wartawan yang menanyakan hal itu di rumahnya di kawasan Jakarta Selatan, Rabu, 30 November 2016.
Galuzin juga mengatakan bahwa ia merasa Rusia selalu dijadikan kambing hitam oleh negara-negara Barat. Saat masa kampanye pilpres Amerika Serikat, Rusia juga dituduh melakukan peretasan agar Donald Trump memenangi surat suara dan anggapan ini langsung ditepis oleh Moskow.
"Apakah sedemikian mudahnya menyusupi urusan dalam negeri mereka atau mengintervensi melalui peretasan sistem teknologi informasi?" kata Galuzin.
"Rasanya tak mungkin kasus itu terjadi pada negara yang mengklaim dirinya sebagai pemimpin dunia luar biasa yang memiliki teknologi informasi tercanggih," Galuzin menambahkan.
Rusia juga menampik tuduhan bahwa pihaknya menjagokan kandidat tertentu di pemilihan presiden putaran pertama Prancis yang rencananya diadakan pada April tahun depan. Tokoh yang disebut-sebut berpotensi besar menjadi presiden baru Prancis adalah Francois Fillon, yang diisukan memiliki hubungan dekat dengan Vladimir Putin.
"Itu hak warga Prancis untuk memilih dan tidak ada kandidat favorit bagi Rusia. Tidak ada hubungannya (pilpres Prancis dan Rusia). Kami tidak pernah menyebut Rusia lebih condong ke Fillon," ucap Galuzin.