Nestapa Rakyat Mosul di Tengah Pertempuran Militer Irak-ISIS
- REUTERS/Alaa Al-Marjani
VIVA.co.id – Pertempuran sengit antara militer Irak dan kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria atau ISIS, semakin membuat masyarakat kota Mosul, Irak, dilanda krisis.
Salah satu yang berdampak adalah pasokan air. Menurut situs Reuters, Rabu, 30 November 2016, pasokan air hanya bisa mencukupi kebutuhan 650 ribu orang atau sekitar 40 persen dari penduduk.
Hal ini terjadi setelah pipa saluran air hancur akibat gempuran jihadis dan pasukan Irak di benteng pertahanan mereka.
"Kami menghadapi bencana kemanusiaan. Layanan dasar seperti air, listrik, kesehatan dan makanan tidak ada. Masih ada 1,5 juta orang yang saat ini bertahan di Mosul dan sangat menderita," kata Hussam al-Abar, Anggota Dewan Provinsi Nineveh, Mosul.
Seperti diketahui, pertempuran untuk merebut kembali Mosul telah terjadi sejak enam pekan terakhir. Aliansi pasukan Irak yang didukung oleh pasukan udara pimpinan Amerika Serikat telah mengepung dan menghadapi perlawanan yang mematikan.
Sejumlah lembaga internasional menilai pengepungan yang dilakukan di Mosul memicu rasa takut dan membuat konflik di Irak berlarut-larut. Hal ini juga lebih banyak membuat warga sipil menderita.
"Informan kami mengatakan banyak keluarga miskin di Mosul yang setiap harinya berjuang untuk sekadar memperoleh makanan sehari-hari. Sangat memprihatinkan," kata Lise Grande, Koordinator Kemanusiaan di Baghdad, Irak.
Hingga kini, pergerakan pasukan Irak ke arah timur telah berhasil merebut kembali seperempat wilayah kota Mosul. Saat ini, pasukan tersebut tengah bergerak ke arah Sungai Tigris, dalam pertempuran terbesar di Irak sejak 2003 saat menggulingkan Presiden Saddam Hussein.
"Dalam kasus terburuk ini, kita membayangkan bagaimana keluarga yang telah mengalami kesulitan di Mosul harus semakin terpuruk dalam kondisi yang lebih akut. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk membebaskan Mosul, kondisi akan menjadi semakin sulit bagi keluarga-keluarga lainnya," ujar Grande.