Negara Barat Mulai Soroti Kasus Rohingya
- Reuters/Soe Zeya Tun
VIVA.co.id – Negara-negara Barat semakin khawatir dengan pemerintahan Aung San Suu Kyi. Suu Kyi dianggap tidak becus menangani krisis kekerasan yang terjadi di negaranya sendiri.
Krisis di negara bagian Rakhine itu menyebabkan ratusan Muslim etnis Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh. Apes, karena mereka malah terkena tuduhan pelanggaran oleh pasukan keamanan.
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Samantha Power, menjelaskan tingkat kepedulian Barat kepada Myanmar. Penjelasan itu disampaikan Power saat pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB yang diadakan atas permintaan Amerika Serikat di New York, Kamis lalu.
"Antusiasme awal publik internasional untuk membiarkan Myanmar tetap berada di jalan reformasinya sendiri tampaknya sangat berbahaya dalam tahap ini," kata Power seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 24 November 2016.
Komentar Power ditanggapi Suu Kyi dengan mengatakan bahwa negaranya sedang diperlakukan tidak adil. Pernyataan itu disampaikan oleh Suu Kyi dalam pertemuan dengan sejumlah diplomat di Naypyitaw, Myanmar. Mereka menambahkan, bagaimanapun, Myanmar sedang berkomitmen untuk memulihkan akses bantuan dan meluncurkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran hak asasi yang terjadi di Rakhine.
Krisis saat ini dianggap sebagai pertumpahan darah yang paling serius di Rakhine sejak ratusan orang tewas dalam bentrokan komunal pada 2012. Hal itu pula yang membuat dunia internasional kembali menyampaikan kecamannya. Barat menganggap Suu Kyi tidak meringankan penderitaan Rohingya sehingga mereka tidak memiliki status kewarganegaraan dan tidak mendapatkan akses layanan dasar.